Pernahkah Anda menulis bebas? Menulis bebas, pada dasarnya, adalah sebuah ekspresi diri yang sangat bagus. Dalam kegiatan menulis bebas, kita dipersilakan untuk menulis apapun, mengenai siapa pun, sesuka hati kita. Tak perlu ada outline, kerangka penulisan, bahkan pembuatan plot. Duduklah di depan sebuah meja, ambil alat tulis kita, dan mulailah menulis.
Saya baru saja melakukannya, siang ini, di kampus bersama teman-teman dari komunitas IPB Menulis. Mau tahu rasanya? Sangat melegakan. Sebuah ide muncul di kepala saya saat itu juga, bunyinya, 'Oh, kenapa tidak menulis tentang sejarah kota Cilacap?' dan sembari berjalan, sebuah ide datang menyusul, berkata, 'Oh, gabungkanlah dengan genre Fantasy!' Walhasil, sebuah ide awal untuk sesuatu yang sepertinya dapat membentuk sebuah novel terbentuk di pikiran saya, siang itu juga.
Sangat menyenangkan. Sangat melegakan.
Sudah sangat lama sejak saya tidak menulis bebas, mengetikkan segala apa yang ada di kepala saya begitu saja tanpa perlu diutak-atik sama sekali. Mungkin sejak saya mulai mencoba mengirim tulisan-tulisan saya, naskah-naskah novel saya ke penerbit, serta mendapati traffic yang semakin tinggi ke blog pribadi saya, saya mendapati adanya tekanan untuk menampilkan tulisan yang sebaik-baiknya. Semuanya harus terpoles, bersih, tak bercela. Setiap kata harus sempurna, diksinya harus sesuai, dan masih banyak lagi.
Tentu saja, hal tersebut berujung bagus: novel pertama saya telah terbit, secara indie, beberapa minggu lalu. Jumlah pembelinya telah mencapai 50 orang, dan akan segera mencapai cetakan ketiga. Tulisan-tulisan di blog saya disebut oleh beberapa blogger lainnya. Dan masih banyak lagi keuntungan yang saya peroleh.
Namun, di sisi lain, menulis dengan tekanan seperti itu membuat sesuatu hilang dari dalamnya. Hal yang hilang tersebut adalah kenikmatan. Kenikmatan karena menuangkan isi kepala saya yang penuh, sumpek, dan sempit ke dalam sebuah wadah. Kesenangan membaca tulisan saya sendiri, tertawa-tawa, a la membaca tulisan di buku harian dari masa-masa lima tahun yang lalu. Rasanya menyegarkan. Itu adalah kenikmatan yang saya dapatkan saat saya masih menulis, sepenuhnya, untuk diri saya sendiri. Saat komentar dari orang lain adalah sesuatu yang menarik dan baru, bukan sesuatu yang harus diantisipasi. Saat komentar di artikel dan tulisan yang saya buat adalah ucapan perkenalan, salam minta kunjungan balik, bukannya kritik mengenai EYD, plot, isi cerita, visualisasi, dan sebagainya.
Selain itu, saya juga mendapati bahwa beberapa penulis, bahkan yang sudah sangat terkenal sekalipun, telah mencoba menulis tanpa kekangan seperti ini. Tentu saja bukan menulis bebas seperti yang saya lakukan, tapi mereka juga menulis tanpa harus membawa-bawa nama mereka yang telah begitu bekennya.
Salah satu yang paling nyata, dan bukunya baru saja terbit, adalah J.K. Rowling. Di bawah nama samaran Robert Galbraith, ia telah menulis The Cuckoo's Calling, sebuah kisah crime-fiction, thriller, sekaligus misteri. Buku ini adalah buku dewasa kedua beliau setelah The Casual Vacancy, sebuah novel sejenis yang terbit tahun lalu dan menjadi best-seller. Meski demikian, para kritikus dan beberapa pembaca yang lebih kritis - dan saya mengakui, saya termasuk di dalamnya - mendapati The Casual Vacancy tidak memenuhi harapan. Terlalu ganjil, terlalu banyak yang kurang.
“The Casual Vacancy,” which one bookseller breathlessly predicted would be the biggest novel of the year, isn’t dreadful. It’s just dull. - NY Daily News.
The Casual Vacancy confirms that Rowling does not lose her narrative gifts by stepping outside her usual realm. Stripped of the fantastic, she still draws the reader onward... Yet the novel does not feel like it possesses a tightly knitted plot. - Canada's National Post.
Dan masih banyak lagi.
Sebaiknya, novel The Cuckoo's Calling mendapatkan masukan yang cukup positif dari para kritik, bahkan jauh sebelum identitas Robert Galbraith yang sesungguhnya diketahui publik. Identitas beliau baru ketahuan bahkan setelah seorang ilmuwan meneliti tulisannya melalui sebuah analisis komputer super canggih. Saya sendiri baru mengetahui mengenai hal tersebut beberapa minggu lalu, dan baru saja mendapatkan bukunya siang hari ini.
Hanya empat bab yang telah saya baca, namun sejauh ini, cerita di dalamnya sangat bagus. Narasi yang mengalir, cerita yang memikat, latar yang sangat beraroma crime-fiction, dan masih banyak lagi.