[caption id="attachment_316149" align="aligncenter" width="448" caption="Nuansa mistis tanpak Lawang Sewu dimalam hari "][/caption]
Tidak hanya dikenal sebagai Kotanya Bandeng Presto maupun Lumpia, Tahu Gimbal maupun Wingko Babat. Tetapi kota yang satu ini juga menyimpan selera wisata yang dapat memanjakan mata dan penikmat pariwisata tentunya. Dengan berusaha berbenah tiap tahunnya, tentu saja membuat “Kota Panas” (udara) ini melirik para wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk merasakan suguhan-suguhan mata keindahannya.
Berikut beberapa sajian pesona Semarang untuk para penikmat jalan-jalan dan keindahan :
1.Kota Tua Semarang
Tak ubahnya seperti kota mati itulah gambaran awal Kota Lama Semarang yang dahulunya menjadi pusat perekonomian dan budaya, serta sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Glamornya puncak bisnis tersebut sudah meredup dan meninggalkan sejarah panjang untuk Kota Semarang. Bangunan-bangunan lama di sini menjadi saksi bisu lalu-lalangnya bisnis terdahulu di wilayah ini.
Berada di tengah-tengah pusat kota menjadikan Kota Tua Semarang semakin mudah di akses. Kondisinya yang bersih dan ramai sangat cocok untuk berfoto ria dan mengabadikan potret keindahan baik siang maupun di malam hari. Menikmatinya dengan berjalan kaki ataupun bersepeda santai adalah pilihan yang pas.
Bangunan kuno lainnya yang dapat dijumpai di Kota Lama Semarang adalah Gereja Blenduk yang juga merupakan icon Kota Semarang yang telah berdiri ratusan tahun dan masih kokoh hingga kini. Dinamakan Blenduk karena bagian atas geraja ini terdapat kubah besar menyerupai setengah bola yang disebut Mblenduk (mengembang ke atas) dalam bahasa jawa.
[caption id="attachment_316151" align="aligncenter" width="448" caption="Jalanan yang cukup luas antara bangunan "]
[caption id="attachment_316152" align="aligncenter" width="445" caption="Gereja Blenduk dengan bangunan Kunonya"]
[caption id="attachment_316153" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu tekstur bangunan kuno di Kota Tua Semarang"]
2.Tugu Muda
Menggambarkan semangat juang dan rasa patriolisme yang kuat itulah sejarah awal Monumen ini ketika dibangun untuk mengenang pertempuran lima hari melawan penjajahan Jepang. Khususnya mengenang jasa para remaja (pemuda) saat itu yang gigih dan rela berkorban mempertahankan kemerdekaaan Indonesia terutama untuk Kota Semarang.
Kini, kawasan yang terletak di Jalan Pemuda Pandanaran ini menjadi objek “tongkrongan” khas bagi kawula muda terutama pada malam hari yang sangat ramai dikunjugi. Dengan suasana santai, gemerlap kuning lampu jalanan dan rutinitas kendaraan yang lalu lalang membuat Tugu Muda menjadi landscape yang ciamik untuk kebersamaan dan tentunya keindahan “mistis” Lawang Sewu di malam haripun dapat dirasakan di lokasi ini.
[caption id="attachment_316154" align="aligncenter" width="447" caption="Tugu Muda lambang penghormatan"]
3.Candi Gedong Songo
1200m dari permukaan laut,candi Hindu yang terletak di lereng Gunung Ungaran-Bandungan ini menyuguhkan panorama alam yang sejuk dan tentunya dengan suhu udara yang cukup dingin.
Candi ini ditemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendra abad ke-9 (Wikipedia.org)
Nama Gedong Songo sendiri berasal dari bahasa jawa, “Gedong” yang berarti rumah atau bangunan dan “Songo” yang berarti Sembilan. Jadi Gedong Songo adalah sembilan (kelompok) bangunan.
[caption id="attachment_316155" align="aligncenter" width="443" caption="Spot belerang yang terdapat diantara kawasan tracking"]
[caption id="attachment_316156" align="aligncenter" width="448" caption="Megah berdiri salah satu Candi Gedong Songo"]
Tidak hanya menyuguhkan kawasan komplek percandian dengan view alam Ungaran, tetapi Kawasan Candi Gedong Songo dilengkapi juga dengan pemandian air panas dari mata air belerang dan tersedianya area perkemahan. Bagi yang ingin menikmati area candi dengan santai / tidak sanggup melewati jalur trekking yang telah disediakan ada alternatif pilihan lainnya yaitu dengan berwisata kuda.
Walaupun memiliki IX candi (aslinya) namun kini pengunjung hanya bisa menikmati V candi dikarenakan empat kompleks candi lainnya hanya tinggal puing-puing dan sudah diamankan oleh Dinas Purbakala.
[caption id="attachment_316230" align="aligncenter" width="435" caption="Tampak view Kota Semarang dari atas kawasan Candi"]
4. Pagoda Buddhagaya Watugong
Terletak 45 menit dari pusat Kota Semarang, Vihara ini ditetapkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Pagoda tertinggi di Indonesia yang memiliki ketinggian 45 meter dengan 7 tingkat. Keistimewaan yang dimiliki Pagoda ini sangat banyak, mulai dari genteng, relief tangga dari batu (9 naga), kolam naga, aksesoris, lampu naga, air mancur naga, hingga patung burung Hong Kilin konon katanya seluruhnya diimpor dari Cina.
[caption id="attachment_316181" align="aligncenter" width="448" caption="Pagoda Watugong di bawah langit Kota Semarang"]
Akses menuju kesini pun dari Pusat Kota Semarang juga sangat mudah dijaukau jika menggunakan transportasi umum Trans Semarang. Ambil rute ke Halte Sisemut Ungaran dan turun di Halte Gedawang, jalan sedikit ke atas dan sampailah pada lokasi ini. Biaya masuk gratis, atau jika menggunakan kendaraan pribadi (mobil atau motor) bayar parkir pun seikhlasnya.
Didukung oleh suasana yang asri dan nyaman, Pagoda Watugong relatif menyenangkan dan nyaman untuk berziarah serta beribadah. Atau bahkan hanya sekadar mampir untuk istirahat di pepohonan sekitar Vihara sambil melepas lelah perjalanan.
[caption id="attachment_316183" align="aligncenter" width="448" caption="Kompleks Vihara yang tertata bersih dan asri"]
5. Lawang Sewu
Gedung kuno bersejarah ini juga menjadi salah satu icon Kota Semarang yang banyak di kunjungi oleh para wisatawan, baik para pengunjung dari luar daerah maupun masyarakat sekitar .
Terdapat 4 Gedung di kawasan Lawang Sewu ini, semua gedung tersebut mempunyai fungi dan cerita mistis tersendiri .Seribu pintu,, itulah julukan “terkenal” untuk bangunan kuno bekas Kantor Djawatan Kereta Api Republik Indonesia . Dibangun pada tahun 1904 gedung tua ini pernah menjadi lokasi pertempuran pada masa penjajahan Jepang. Sisi mistispun sangat melekat untuk Gedung Tua ini apalagi bungker bawah tanahnya sering digadangkan dengan penampakan-penampakan “aneh”.
[caption id="attachment_316185" align="aligncenter" width="448" caption="Lawang Sewu dikala sore hari "]