Belakangan ini isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai menjadi polemik yang terus bergulir di masyarakat,akankah kenaikan harga BBM ini terealisasi akibat dari isu geopolitik Timur-Tengah yang sedang gencar diperbincangkan, di tambah lagi masyarakat sedang kalang kabut akibat kenaikan harga bahan pokok utamanya beras. Sementara itu, dilansir dari CNBC Indonesia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji memberikan komentarnya terhadap polemik ini. Dimana menurutnya dorongan konflik di Timur Tengah memberi dampak logistik minyak mentah dunia. "Karena intensitas Timur Tengah masih tinggi karena mengganggu logistik jadi akhirnya terpengaruh. Jadi memang perlu dicermati, saya setuju (harga BBM naik) karena harga minyak cenderung naik terus," Ujarnya.
Di sisi lain polemik ini menimbulkan banyak reaksi dari berbagai pihak, bagaimana tidak. Pasalnya trend harga Minyak Mentah dunia masih terus berlanjut, yang mana trend ini tentunya dapat memberikan pengaruh terhadap harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM) utamanya BBM non subsidi di Indonesia serta dapat memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Menyikapi polemik harga BBM yang dapat merambah ke Perekonomian Indonesia ini Menteri BUMN Erick Thohir memberikan komentarnya bahwa harga BBM tetap pada kondisi stabil, dimana Menteri BUMN menyatakan bahwa "ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat di Indonesia,menjaga inflasi dan pertumbuhan ekonomi."
Perlu di ingat bahwa dengan tidak naiknya harga BBM merupakan langkah tepat dalam menjaga kestabilan perekonomian Indonesia saat ini. Hal ini karena dengan menjaga harga BBM tetap stabil dapat membantu menjaga daya beli masyarakat. Selanjutnya menyikapi isu yang masih simpang siur ini PT. Pertamina muncul dengan memberikan statement penekanan bahwa PT.Pertamina tidak menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh SPBU yang ada di Indonesia pada bulan Maret.Selanjutnya Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartanto memastikan bahwa tidak ada kenaikan BBM hingga bulan Juni 2024. “Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni (2024), baik itu yang subsidi,” ujar Menko Airlangga di Jakarta.Dilansir dari JawaPos.com
Dimana, tidak naiknya harga BBM diharapkan mampu mengurangi beban masyarakat yang kesusahan karena naiknya bahan pangan seperti beras,telor,dan cabai di beberapa daerah.Akan tetapi di sisi lain hal tersebut akan memberikan sedikit dampak negatif bagi Indonesia utamanya meningkatkan beban pada sisi APBN serta dapat menunda transisi energi.
Penulis: Vania Olga M, Agistya Maharani S, Diah Ayu Santika D.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H