Mohon tunggu...
Tahta Alfina
Tahta Alfina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Seorang pecinta sastra, mendamba sunyi yang bukan sepi, menjadi serumpun bunga adalah keinginanku, menjadi versi terbaik diriku itulah caraku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Teman Terjal

14 Juli 2022   03:30 Diperbarui: 14 Juli 2022   04:18 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teruntuk Pemeran cinta sejatiku
Saat kita bertemu, akan ku kisahkan bagaimana daku berjalan, merangkak dan berlarian
Kamu akan kubuai dalam tawa juga tangisku
Akan kita sempatkan berjalan disetapak kecil bebatuan
Supaya takkan kau biarkan aku menghilang dan terjatuh
Sebab tak sebentar ku menunggumu,kau melepaskan ku berlarian hingga menemui banyak bebatuan


Semoga itu semua tak memberatkan
Bagimu juga bagiku
Meski nanti kan kita temui bebatun jua
Tak kan mudah, tapi percayalah semesta hanya akan mendukung kita dan kita tak boleh membenci sesiapa, sebab lantunan nada indah menunggu kita disana

Di penghujung suasana yang ku sebut kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun