Mohon tunggu...
_RamaDwi_
_RamaDwi_ Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

Seorang Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Masyarakat Desa Tawar untuk Mengelola Limbah Sampah Organik dengan Teknologi Vermikompos

19 Juli 2024   19:30 Diperbarui: 19 Juli 2024   19:31 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Tawar, sebuah desa yang terletak di daerah pedalaman, kini menjadi desa dengan pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas 17 agustus 1945. Program KKN ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mengelola limbah sampah organik dengan menggunakan teknologi vermikompos.

Desa Tawar memiliki permasalahan umum yang sering dihadapi oleh banyak desa di Indonesia, yaitu pengelolaan sampah. Sampah organik yang menumpuk seringkali menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Pengelolaan sampah yang kurang efektif ini juga berdampak negatif pada kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Teknologi vermikompos dipilih sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah organik di Desa Tawar. Vermikompos adalah proses penguraian bahan organik dengan menggunakan cacing tanah, terutama jenis cacing merah (Lumbricus rubellus). Proses ini menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian. Mahasiswa KKN dari Universitas 17 agustus 1945 melakukan beberapa langkah strategis untuk mengimplementasikan teknologi vermikompos di Desa Tawar :

  • Mahasiswa mengadakan sosialisasi kepada masyarakat desa tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan manfaat dari vermikompos. Mereka juga memberikan pelatihan praktis tentang cara membuat dan merawat vermikompos.
  • Tim KKN menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat vermikompos, seperti bak pengomposan, cacing tanah, dan limbah organik yang sudah dipilah.
  • Mahasiswa KKN secara rutin melakukan pendampingan dan monitoring untuk memastikan proses vermikompos berjalan dengan baik. Mereka juga membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang mungkin muncul selama proses pengomposan.

Kompos yang dihasilkan dari proses vermikompos digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah pertanian di Desa Tawar. Selain itu, masyarakat diajarkan cara memasarkan kompos agar dapat memberikan nilai tambah ekonomiV

Desa Tawar, sebuah desa yang terletak di daerah pedalaman, kini menjadi desa dengan pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas 17 agustus 1945. Program KKN ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat desa dalam mengelola limbah sampah organik dengan menggunakan teknologi vermikompos.

Desa Tawar memiliki permasalahan umum yang sering dihadapi oleh banyak desa di Indonesia, yaitu pengelolaan sampah. Sampah organik yang menumpuk seringkali menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sarang penyakit. Pengelolaan sampah yang kurang efektif ini juga berdampak negatif pada kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

 Teknologi vermikompos dipilih sebagai solusi untuk mengatasi masalah sampah organik di Desa Tawar. Vermikompos adalah proses penguraian bahan organik dengan menggunakan cacing tanah, terutama jenis cacing merah (Lumbricus rubellus). Proses ini menghasilkan kompos berkualitas tinggi yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk pertanian. Mahasiswa KKN dari Universitas 17 agustus 1945 melakukan beberapa langkah strategis untuk mengimplementasikan teknologi vermikompos di Desa Tawar :

  • Mahasiswa mengadakan sosialisasi kepada masyarakat desa tentang pentingnya pengelolaan sampah organik dan manfaat dari vermikompos. Mereka juga memberikan pelatihan praktis tentang cara membuat dan merawat vermikompos.
  • Tim KKN menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat vermikompos, seperti bak pengomposan, cacing tanah, dan limbah organik yang sudah dipilah.
  • Mahasiswa KKN secara rutin melakukan pendampingan dan monitoring untuk memastikan proses vermikompos berjalan dengan baik. Mereka juga membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang mungkin muncul selama proses pengomposan.
  • Kompos yang dihasilkan dari proses vermikompos digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah pertanian di Desa Tawar. Selain itu, masyarakat diajarkan cara memasarkan kompos agar dapat memberikan nilai tambah ekonomi

Mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat di desa menjelaskan bagusnya tentang pemanfaatan sampah organik ini menjadi vermikompos. Kami kemudian menjelaskan kepada perangkat desa dan masyarakat sekitar di Desa Tawar untuk melakukan pembuatan vermikompos. Dengan pelaksanaan program KKN ini diharapkan dapat memberikan beberapa hasil positif bagi Desa Tawar, antara lain :

  • Lingkungan yang lebih bersih : Dengan pengelolaan sampah organik yang baik, diharapkan lingkungan desa menjadi lebih bersih dan sehat.
  • Peningkatan Produktivitas Pertanian : Penggunaan kompos organik dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian.
  • Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat : Penjualan kompos dapat memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat desa.
  • Kesadaran Lingkungan : Edukasi yang diberikan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun