Mohon tunggu...
Healthy

Apoteker dan Revolusi Industri 4.0, Apakah Mampu Beradaptasi?

7 April 2019   05:26 Diperbarui: 7 April 2019   07:06 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salam sejahtera untuk sobat kompasiana. Kembali lagi kita akan membahas mengenai dunia farmasi dan kali ini berfokus tentangn bagaimana peran seorang farmasisi terhadap perkembangan industri. Seperti yang hakayak umum ketahui farmasi bergerak dalam bidang kesehatan nah perkembangan kesehatan pun juga termasuk perkembangan industry yang sangat pesat dimana sekarang masyarakat menggunakan platform digital untuk menjalankan segala bentuk kegiatan dan ketika ada yang tidak tiak bisa beradaptasi maka disebut ketinggalan jaman.

Kemudian revolusi industry yang saya maksud disini yakni revolusi industry 4.0 yakni perkembangan yang sangat pesat yang terjadi apda bidang teknologi, ekonomi, sosial dan lain -- lain. Sebelum adanya istilah revolusi industry 4.0 tentunya kita juga pernah berada dalam era revolusi industry 1.0 keudian 2,0 lanjut 3,0 dan sampai pada sekarang revolusi industry 4.0.

Di sini saya tidak akan menjelaskan psecara mendetail bagaiamana perjalanan revolusi itu namun hanya akan memberikan sedikit gambaran tentang perkembangan revolusi hingga sekarang disebut revolusi industry 4.0. sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kita kenali terlebih dahlu bagaimana perkembangan industry atau revolusinya secara mendasar.

Istilah revolusi industry pertama kali digunakan pada saat adanya penemuan mesin uap dimana saat itu dianggap sebagai seuah penemuan atau hal baru yang sanat membantu dimanan prinsip kerjanya sangat membantu aktivitas manusia karena bisa menggantikan mereka dengan teknologi yang ada.

Yang pertama berkembang yaitu alat transportasi yang awalnya menggunakan tenaga hewan seperti kuda namun kemudian berkembang hingga akhirnya tercipta alat transortasi meskipun terdapat banyak kekurangan seperti alat transportasi yang digunakan besar dan berat kemudian juga lambat cara pengoperasiannya.

Nah dari sinilah cikal bakal terbentuknya kereta api pertama yang menggunakan tenaga uap dalam pengoperasiannya yang saat itu sangat popular hingga menyebar ke seluruh dunia. Era itu kemudian disebut dengan era revolusi industry pertama atau era revolusi industry 1.0.

Kemudian berlanjut setelah penemuan mesin uap yang menjadi cikal bakal alat transportasi, kemudian selang beberapa waktu setelahnya tepatnya pada tahun 1870 -- 1900  banyak penemuan -- penemuan yang terjadi terkhusus yang paling banyak yakni penemuan listrik, alat komunikasi, bahan kimia dan minyak yang kemudian era ini disebut revolusi industry kedua atau revolusi industry 2.0.

Pada fase tersebut perkembangan teknologi sudah banyak mengalami perubahan dan dianggap sangat penting abgi kehidupan manusia karena listrik merupakan hal yang paling dibutuhkan sejak ditemukannya hingga sekarang dan akan terus mengalami perubahan seiring perkembangan jaman.

Kemudian lanjut pada perkembangan revolusi industry 3.0. pada era inilah terdapat banyak sekali penemuan beru dan juga perkembangan pada penemuan sebelumnya kemungkinan karena manusia sudah tau lebih lanjut dan mayoritas memiliki ketertarikan terhadap perkembangan teknologi sehingga pada era ini para penemu hebat berhasil menciptakan hal yang saat ini dianggap sudah menjadi penguasa bumi seutuhnya.

Ya tidak lain dantidak bukan adalah penemuan internet, telepon genggam dan computer. Pada era inilah teknologi yang berjalan kebanyak sudah mulai berbasis internet dan sudah mengalami otomatisasi yang menjadi selangkah lebih maju dari penemuan -- penemuan sebelumnya yang mungkin memeang sudah memakai teknologi mesin namun maish memerlukan tenaga manusia untuk pengoperasiannya.

Teknologi ini kemudian dipakai terus menerus untuk kepentingan manusia hingga perkembangannya meluas dan tersebar secara merata ke seluruh dunia.

Setelah internet dikenal dan tersebar hamper kepada seluruh penduduk bumi maka orang-orang menyimpulan bahwa pada saat itulah revolusi industry keempat atau di istilahkan revolusi industry 4.0 dimulai dimana pada era ini peran manusia semakin kecil. Kalau sebelumnya memang banyak digunakan tenaga mesin untuk pengerjaannya untuk memudahkan pekerjaan manusia, namun pada erai ini peran manusia bisa dikatakan tidak ada sama sekali atau dikatakan semua berlangsung secara otomatis tanpa danya sedkitpun sentuhan langsung dari manusia.

Manusia pertama kali mencetuskan istilah revolusi 4.0 sendiri akibat adanya perkembangan teknologi besar -- besaran di Jerman dimana saat itu pemerintah Jerman mengutamakan sistem komputerisasi untuk pengerjaan dan pengoperasian pada pabrik -- pabrik yang ada di Jerman. Tidak banyak yang berubah, malah kebanyak masih bertumpu padaera sebelumnya yakni reolusi 3.0 ditandai dengan masih sangat dibutuhkannya hal-hal yang berkembang pada era sebelumnya seperti internet misalnya.

Namun pada era ini yang menjadi pokok pembedanya yakni nukan lagi penemuan teknologi baru namun penggabungan dari beberapa teknologi yang sudah ada atau yang sudah ditemukan sebelumnya baik pada era yang sedang berlangsung maupun era sebelumnya . hal tersebut menjadi penanda bagi manusia bahwa sedang tercipta revolusi industry baru karena dirasakan ada hal yang kembali berbeda, ada hal abru yang tercipta secara besar-besaran.

Revolusi yang berjalan saat ini dianggap sudah paling maju atau paling teratas tingkatannya dalam hal teknologi. Kemudian banyak keuntungan yang di dapatkan yakni semakin banyak tercipta potensi untuk memberdayakan manusia maupun hewan yan gberpotensi dalam hal tertentu.

Pada era ini sangat jelas bagamana kemampuan tertentu manusia dapat digunakan sehingga peluang yang ada tersedia dengan jelas dan manusia juga dapat mengembangkan potensinya. Namun hal yang baik yang terjadi tidak selalun terlihat semua berdampak positif, pasti ada saja hal lain yang menjadi kekurangan yang kemudian disebut dampak negative.

Adapun beberapa dampak negative dari perkebangan revolusi industry 4.0 yakni terdapat indikasi pengucilan terhadap suati individu atau kelompok tertentu yang dianggap tidak dapat beradaptasi terhadap perkembangan industry yang terjadi saat ini sehingga terjadilah peminggiran yang dilakukan manusia lain yang dampak terakhirnya yakni terjadi kesenjangan sosial antara individu atau kelompok yang satu dengan individu atau kelompok lainnya yang menjadi cikal bakal rusaknya hubungan yang terjadi dalam masyarakat.

Mungkin niat awal tadi author hanya kan membahas secara mendasar bagaimana oerkembangan industry terjadi dari semenjak istilah revolusi industry 1.0 digunakan. Namun mungkin pembaca bisa melihat sendiri pembahasan yang cukup panjang yang "katanya" pembahasan dasar. Mugnkin jika dilihat memang banyak yang author bahas mengenai perkembangan industrinya, namun jika dilihat lebih jelas yang tercantum memang hanyalah infomrasi -- informasi dasar.

Yang membuatnya terlihat banyak yakni opini author yang tidak ketinggalam pada setiap paragraph atau pada setiap era perkembangan industry. Berhubung yang dibahas dari tadi adalah perkembangan era industrinya, mungkin sebagain besar dari pembaca dari  tadi bertanya-tanya jadi apa peran farmasi disana? Kemudian apa yang dilakukan farmasi saat ini untuk mengahdapi revolusi yang terjadi? Serta apakah farmasi bisa ikut berinovasi?

Seperti yang kita ketahui ketika orang-orang ditanya tentang apa itu farmasi, dapa tdikatakan semuanya menjawab "obat-obatan". Hal itu tidak salah dan bisa dibilang sudah sangat benar. Nah bagaimana "obat" ini dapat mengalami perkembangan ditangan seorang farmasis? Apakah juga tercipta inovasi?

Sebagian besar beranggapan jika dunia farmasi hanya terfokus pada satu arah saja yaitu semua tentang obat. Seringkali dianggap tidak memiliki pandangan yang luas terhadap dunia luar sehingga diangap tidak peduli terhadap perkembangan teknologi yang terjadi dan akhirnya kebanyakan lupa untuk menciptakan inovasi-inovasi baru dalam industry obatnya. Namun hal itu tidak sepenuhnya beanr.

Jika memang kita harus mengetahui jika industry faramsi banyak bergantung pada produk impor luar negeri untuk dijadikan sediaan obat maka itu memang perlu diakui. Namun disilanh kita melihat bagiaman seorang faramsis atau yang berkutat dalam dunia oabt terus melakukan inovasi agar nantinya kita tidak tergantung oada bahan impor luar negeri khususnya sediaan  untuk bahan baku obat.

Kalau kita membahas tentang gerakan bentuk inovasi dalam dunia faramasi maka yang paling sering kita temukan di Indonesia yaitu tentang bagaimana seorang farmasis mengedepankan aspek penilaina mutu yang baik. Hal ini dianggap sebagi hal dasar namunsangat penting dalam keberlangsungan hidup manusia.

Penilaian mutu yang dilakukan mulai pada saat adanya bahan baku hingga terakhir dibentuk dalam kemasan sangat bergantung untuk keberhasilan suatu produk. Hal ini dimaksudkan agar industry farmasi tidak lagi bergantug pada bahan baku impor khususnya yang berbasis kimia. 

Lagipula perkembangan industry farmasi di Indonesia dapat dikatakan mengalami perkembangan yan gcukup signifikan terbukti dengan adanya data dari Kemenperin yang mencatat sebanyak 6,85 persen industry farmasi dan produk kimia dan obat tradisional telah tumbuh pada tahun 2017.

biodiversitas Indonesia terbesar di dunia, ada banyak sekali contoh kecilnya yaitu kunyit, temu lawak, kayu manis, Kemuadian ada pula bioactive fraction atau fraksi - fraksi yang mempunyai kemampuan biologi pada indikasi untuk masalah kesehatan tertentu. kementrian perindustrian terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan hal -- hal terkait daya saing industri dengan melaksanakan program tertentu dan kebijakan strategis yang memperkuat struktur sektor nya. Saat ini kita sudah masuk pada era industri 4.0  yang mana transformasi ke arah teknologi digital di nilai menjadi hal dasar yang akan menciptakan nilai tambah tinggi industry di dalam negeri.

Pemanfaatan teknologi maupun kecerdasan digital mulai dari proses produksi dan distribusi kemudian tingkat konsumen, tentu akan memberikan peluang baru dalam dunia farmasi guna dapat meningkatkan  persaingan setiap industri dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi selera konsumen dan perubahan gaya hidup manusia saat ini.  Kementrian perindustrian saat ini juga tengah berfokus kepada  pengembangan pendidikan vokasi industri yang kini berbasis kompetensi.

Penggunaan bioteknologi dalam industri obat - obatan dan industri farmasi adalah perkembangan yangsaat ini menjadi yang paling berpengaruh di dunia teknologi di abad ke 21. Dalam upaya memberantas penyakit dan menjaga kesehatan dan kekuatan dan untuk untuk memahami biologi,, biteknologi kini telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam usaha memanipulasi kehidupan.dan menemukan rahasia kehidupan.

Perkembangan untuk industri farmasi yang kini menggunakan teknologi nano sat ini sudah tumbuh  pesat. Dimana nano teknologi merupakan teknologi yang memungkinkan adanya sebuah benda di pecah dalam ukuran skala nano meter atau satu per satu miliar meter dan merupakan salah satu dari teknlogi yang di sebut - sebut mampu memicu pertumbuhan industri dan ekonomi di segala bidang.

Dalam dunia farmasi, nano teknologi ini berperan dalam meningkatkan kualitas suatu produk dan keamanan produk tersebut. Teknologi nano dalam dunia farmasi dapat mengatasi berbagai permasalahan yangmuncu l dalam formulasi obat, protein, dan asam nukleat dan peptida yang menghasilkan bioavailabilitas dan sebuah efek klinis yang rendah.

Perkembangan nano teknologi saat ini bukan hanya terjadi di farmasi, melainkan juga terjadi di bidang lainnya seperti kosmetik misalnya. Perkembangan nano teknologi farmasi ini di Indonesia sekarang ini makin maju dmana nano teknologi farmasi adalah ilmu - ilmu kefarmasian yang menggabungkan teknologi farmasi, bioteknologi farmasi,  kimia farmasi, biologi farmasi, dan banyak yang lainnya.

Terhitung dalam lima tahun terakhir ini perkembangan nano teknologi dalam dunia farmasi di Indonesia cukup maju berkat adanya nano teknologi, hal ini tentunya memberikan peluang baru dalam sistem distribusi obat dan strategi farmasis dalam penargetan obat sehingga lebih tepat sasaran. Namun, kami juga perlu mengetahui efek samping seperti apa nantinya yang di timbulkan.

Dengan kehadiran nano teknologi farmasi tentunya akan menguak revolusi didunia di bidang farmasi, karena nano teknologi sendiri mampu mengurangi bahan baku obat yang dibuthkan sehingga penggunaannya lebih efisien daripada tidak menggunakan nano teknologi. Adapun untuk biaya bahan baku obat lebih murah dan  juga sedikit, tetapi memang dibutuhkan aebuah investasi besar dalam mengembangakan nano teknologi ini.

Untuk negara - negara yang ada di Eropa, Barat, Jepang, Thailand bahkan Singapura perkembangan nano teknologi disana sudah maju. Dengan mereka sudah lebih dari sepuluh tahun lalu menggunakannya namun sementara itu perlu peran negara dalam usaha untuk pengembangan nano teknologi farmasi karena biaya yang di butuhkan tentunya untuk investasi di bidang tersebut relatif sangat tinggi

Kemudian bagimana kita sebagai mahasiwa yang nantinya menjadi seorang farmasis beradptasi terhadap perkembangn revolusi industry 4.0 saat ini?

Yang harus kita persiapkan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 yaitu dengan merubah mind set atau pola piker kita, perubahan kukrikulum, kemauan diri sendiri untuk berubah, bekerja keras, sinergi seluruh civitas akademika, yayasan serta masyarakat dan selalu berkomitmen. untuk mengatasi tantangan tersebut, sekaligus menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan mulai dari industri farmasi nasional hingga internasonal.

Potensi pengembangan diri dalam bidang entrepreneurship di kalangan sesama mahasiswa saat ini sangat di butuhkan dalam marketing atau produksi dan dstribusi suatu produk. Diharapkan mahasiswa farmasi mampu bersaing secara global, karena memasuki era revolusi industri 4.0. dimana digitalisasi sudah sangat merebak, sehingga di butuhkan sebuah kompetensi yang link dan match dengan kini dunia indsutri. 

Perkembangan industri farmasi sendiri saat ini menjadi salah satu faktor utama untuk mendorong para mahasiswa agar mampu melebarkan sayapnya dan menjadi sumber daya manusia yang mamp berkompetisi di era revolusi industri 4.0 saat ini. Selain pendidikan, mahasiswa juga diharapkan membekali diri dengan berbagai keterampilan. Setiap orang memiliki bakat yang seharusnya dapat dikelola secara tepat.

Untuk saling berkolaborasi dan serta inovasi yang dapat saling membangun agar sistem perindustrian dalam dunia farmasi jauh lebih baik lagi. Hal khusus yang dapat dilakukan seorang mahasiswa farmasai yaitu terus kembangkan  kemampuan yang terkait dengan bidang pekerjaan dalam hal ini misalnya dalam hal meracik obat, informasi terbaru tentang aturan apoteker atau pun informasi lain yang dapat mendukung karier dimasa yang akan datang.

Yang kemudian nanitnya saat mahasiswa sudah menjadi seorang apoteker diharapkan agar para apoteker dapat segera berkontribusi di bidang layanan kesehatan dengan baik serta bisa meningktkan layanan farmasi yang dilakukan demi meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

Dalam hal ini terdapat lima hal yang perlu di miliki oleh seorang apoteker untuk melebarkan sayap atau sebagai bekal nantinya di dunia kewirausahaan, antara lain kreatifitas dan inovasi, goodwill personality, kemudia komunikasi, serta iman dan taqwa.

Penggalakan syri'ah juga perlu di kembangkan dalam industry  obat - obatan walaupun perkembangaan revolusi industri 4.0 akan terus dan tidak akan berhenti berkembang. Adapun hal lain yang tidak kalah penting yakni adaptasi dan mengatur strategi, tidak lupa untuk mengembangkan skill, syari'ah dan knowledge.

Kemudian untuk menghadapi perkembangan iindustri pada era revolusi industry 4.0 Dra. Engko Sosialine Magdalene, Apt., M. Biomed selaku  Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, banyak menyampaikan mengenai tantangan untuk apoteker di masa mendatang. Hal ini disampaikan pada saat ia di undang untuk memberikan kuliah umum di Universita Gadjah Mada.

Menurut beliau, menjadi apoteker saat ini tidak cukup jika kita hanya mengandalkan ilmu kefarmasian saja. Seorang mahasiswa juga harus meningkatkan kompetensinya dengan rangkaian soft skill pendukung. Lanjut menurut beliau beberapa kemampuan tambahan yang cukup penting untuk dimiliki seorang apoteker, diantaranya adalah komunikasi dan teknologi informasi.

Di era serba internet atau berbasis internet saat ini, mau tidak mau seorang apoteker juga dituntut untuk beradaptasi dan memahami perkembangan teknologi yang terjadi, sambungnya.  Ada enam unsur pendukung kompetensi yang harus dicermati oleh para calon apoteker, yaitu skill, value, understanding,  attitude, dan interest serta knowledge. Alumni Farmasi UGM angkatan tahun 1980 itu menjelaskan bahwa 6 unsur ini dapat dicapai jika mahasiswa mau memelihara rasa keingintahuannya terhadap semua hal.

"Belajar itu tidak ada akhirnya, serta jangan malu bertanya kepada siapun," kutipan yang diabil dai kalimat Engko Sosialine untuk mengingatkan mahasiswa baru. Maksudnya, mahasiswa tidak boleh gengsi untuk bertanya, ini karena ilmu itu datangnya dari mana saja dan tidak terduga. Terlebih dalam persiapan menghadapi Revolusi Industri 4.0, dimana arus informasi menjadi sangat cepat menyebar dan tidak terkontrol.

Oleh karenanya, menurutnya bergaul dengan berbagai kalangan akan membantu kita untuk membuaka wawasan dan akan semakin selektif ata kritis untuk memilih informasi yang ada.

Dari tulisan ini yang dapat saya simpulkan yakni revolusi industry 4.0 dibangun di atas revolusi industri3.0, yang juga dikenal sebagai Revolusi Digital, yang ditandai dengan  otomatisasi komputer dan otomatisasi pencatatan di semua bidang. Otomatisasi di semua bidang dan daya konektivitas adalah tanda-tanda yang nyata dari revolusi industry 4.0.

Salah satu petanda unik dan khusus dari revolusi industry 4.0  adalah terjadinya penggabungan teknologi menjadi satu. Transformasi pada revolusi industry 4.0 ini berbeda dari pendahulunya dalam beberapa aspek. Pertama, inovasi bisa dikembangkan dan disebarkan lebih cepat dari sebelumnya dan tidak terkontrol.

Kedua, adanya penurunan biaya produksi marginal secara signifikan serta  munculnya platform yang menggabungkan beberapa aktivitas di beberapa sektor dan meningkatkan bagian hasil. Ketiga, revolusi ini terjadi pada tingkat global dan sangat mempengaruhi, serta dibentuk oleh  hampir semua Negara di dunia. Akibatnya, revolusi industri keempat ini selanjutnya akan berdampak sistemik di banyak tempat.

Salah satu bidang yang paling banyak terdampak oleh revolusi industry 4.0  adalah bidang kesehatan dan bioteknologi. Bioteknologi adalah dasar dalam hampir semua proses bioterapi dalam dunia  farmasi dalam era revolusi industry 4.0. Teknologi ini telah banyak diterapkan untuk memanipulasi berbagai bahan biologis yang bisa dipakai sebagai terapi untuk berbagai kondisi yang ada dan jenis penyakit, terutama  penyakit yang bersifat mematikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun