Mohon tunggu...
Firdausi Muhammad
Firdausi Muhammad Mohon Tunggu... Pengembara -

Absurd

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi||Jangan Marah I(BU)MI

21 September 2018   07:42 Diperbarui: 6 Desember 2018   19:28 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada lagi yang berseri
di wajah wanita tua itu

Senyumnya telah luntur--warnanya habis diserap anak-anak bangsa
linang matanya yang abu-abu
terlihat kurang bersemangat

Pun gaunnya tidak lagi elok
ternodai asap kendaraan pabrik
hingga muram dan lesu mengalir di darahnya
menjadikan pribadi pesakitan
yang gemar memaki-maki

Kini ia hanya bisa mengiris-iris waktu
menelusuri lorong-lorong kota tua
seorang diri,
terbatuk-batuk sambil menatap angkasa

_firdaaam

#adiksifiksi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun