Mohon tunggu...
_dvva rhma
_dvva rhma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memasak dan bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pentingnya Peran Pola Asuh Orang tua dalam Pembentukan Identitas Diri Remaja

25 Desember 2024   14:18 Diperbarui: 25 Desember 2024   14:18 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pentingnya Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Pembentukan Identitas Diri Remaja

Pola asuh orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan identitas diri seorang anak, terutama pada masa remaja. Masa remaja merupakan fase yang penuh dengan pencarian jati diri dan pembentukan karakter, di mana pengaruh lingkungan dan orang-orang terdekat sangat besar. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pembentukan identitas diri remaja adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Pola asuh ini bisa berupa pola asuh demokratis, otoriter, atau permisif, yang masing-masing memiliki dampak yang berbeda bagi perkembangan diri remaja.

Sri Widowati, seorang dosen Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menjelaskan bahwa pola asuh demokratis, otoriter, dan permisif masing-masing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan identitas diri remaja. "Remaja pada usia ini sedang berada dalam fase pencarian jati diri, yang berarti mereka sangat membutuhkan pengakuan dan pemahaman dari orang tua. Pola asuh yang tepat dapat membimbing mereka untuk menemukan siapa diri mereka sebenarnya," ujar Sri dalam wawancaranya.

Dalam penelitian yang dilakukan di Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ditemukan bahwa sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis. Hal ini sangat berhubungan dengan pembentukan identitas diri remaja yang berada pada tingkat moderat. "Pola asuh demokratis adalah pola yang memungkinkan remaja untuk berpendapat, dihargai, dan didorong untuk berpikir secara mandiri. Ini penting karena pada usia tersebut, remaja mulai mengembangkan kemampuan berpikir secara konseptual dan ingin dihargai pendapatnya," tambah Muhammad Ari Arfianto, rekan sejawat Sri yang juga dosen Keperawatan UMM.

Dalam penelitian tersebut, yang melibatkan 80 responden di wilayah tersebut, ditemukan bahwa pola asuh demokratis lebih banyak diterapkan oleh orang tua, dan hasilnya adalah pembentukan identitas diri remaja berada pada tingkat yang moderat hingga tinggi. Sementara itu, pola asuh otoriter dan permisif juga menunjukkan hubungan dengan pembentukan identitas diri remaja, meskipun dengan pengaruh yang berbeda.

Pola asuh otoriter, yang cenderung memberikan aturan yang ketat dan kurang ruang bagi remaja untuk mengemukakan pendapat, dapat membatasi kemampuan remaja dalam mengekspresikan diri mereka. Sedangkan pola asuh permisif, yang terlalu memberikan kebebasan tanpa banyak batasan, dapat menyebabkan remaja kurang memiliki arah dalam membentuk identitas diri yang kuat. Oleh karena itu, keduanya perlu disikapi dengan bijak agar tidak memberikan dampak negatif terhadap perkembangan diri remaja.

Sri dan Ari menyarankan agar orang tua lebih banyak menerapkan pola asuh demokratis yang dapat memberi ruang bagi remaja untuk tumbuh dengan pemikiran yang lebih terbuka dan mandiri. Orang tua juga perlu lebih peka terhadap perubahan yang terjadi pada diri remaja, yang sering kali mencari tempat untuk mengekspresikan diri mereka. Dengan pendekatan yang baik, orang tua bisa membantu anak-anak mereka mengembangkan potensi diri secara maksimal.

Penting bagi masyarakat untuk menyadari bahwa pembentukan identitas diri remaja bukan hanya tanggung jawab sekolah atau teman sebaya, tetapi juga merupakan tanggung jawab orang tua. Dalam upaya menciptakan generasi yang lebih baik, setiap individu, terutama orang tua, memiliki peran vital dalam mendukung pembentukan karakter dan jati diri anak-anak mereka. Demikianlah, melalui pemahaman yang lebih baik mengenai pola asuh yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi remaja untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang percaya diri dan memiliki identitas yang kuat.

Semoga informasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai pentingnya peran orang tua dalam membimbing remaja menemukan identitas diri mereka dengan cara yang positif dan konstruktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun