Jarum jam terus berputar, matahari terus memancarkan sinar yang begitu indah, serasa kehidupan bersahabat dan berjalan bersama kita, kicauan burung yang begitu indah menandahkan hari yang indah untuk kita lewati. Tetapi suasana ini mulai pudar dan sirna seiring berjalannya waktu. Sekumpulan orang yang hidup dan berkembang dalam sebuah wadah yang di namakan Negara , memiliki banyak sekali keberagaman…Â
wadah yang di namai Negara itu memiliki banyak sekali misteri dan gecolak di dalam nya, bukan itu saja sekumpulan orang-orang yang hidup dan menerpa nasip pun ikut mewarnai dan menciptakan kondisi yang mencengkram bagi mereka sendiri. Di dalam wadah ini mereka memiliki ujung tombak yang di yakini dapat membawa mereka ke arah yang benar dan dapat membawa perubahan,, yang membuat mereka dapat menghirup udara segara dengan baik dan melihat matahari yang begitu indah lagi, mereka di sebut para pemimpin Negara.
Para pemimpin Negara ini memiliki tugas yang begitu besar mereka harus tetap menjaga ke indahan wadah yang di sebut Negara ini, dengan memberikan banyak perubahan dan kemajuan yang di inginkan oleh sekelompok orang-orang yang ada di dalamnya. Orang-orang yang ada di dalam wadah ini pun memiliki corak yang berbeda, hitam putih, kulit, dewa, tuhan, dan kepercayaan,, mereka semua memiliki pegangan hidup dan kepercayaan mereka masing-masing…Â
begitu juga dengan kaum yang di sebut pemimpin. mereka berasal dari begitu banyak corak yang di pilih oleh sekelompok orang yang di sebut rakyat dengan sejutah impian dan harapan  untuk meminpin mereka ke arah yang lebih baik. Sejumlah kelompok ini hanya melihat corak kepercayaan dan corak kulit yang dapat menjadi patokan untuk mereka sahkan untuk menjadi pemimpin di wadah ini. Mereka yang terdiri dari berbagai corak hidup mulai menaruh impian dan berpikir bahwa mereka yang paling benar dan suci,, kaum yang mulai mendominasi merasa jumlahnya yang lebih banyak seolah-olah mereka memiliki segalanya yang ada di wadah ini.
Segelintir orang yang memiliki rasa peduli dan tidak memperhatikan akan corak dan warna hidup. mereka mulai maju dan menyerang pemikiran par kaum yang memiliki kekeliruan berpikir, mereka maju dangan potensi yang mereka miliki bukan dengan corak atau warana hidup yang mereka pegang,, kepercayaan dan warna kulit seolah-olah bukan menjadi jaminan bagi mereka, yang penting kehidupan sejumlah orang yang ada di dalam wadah yang di sebut Negara ini bisa berjalan dengan baik dan sesuai jalurnya.Â
Kekuatan ini lama-kelamahan mulai luntur dan bergeser oleh sejumlah kelompok yang merasa memiliki kekuatan, yang merasa mereka banyak, dan mendominasi serta corak, warna dan kepercayaan, seolah-olah di pertanyakan dan di perdebatkan untuk mencari kesalahan dan membunuh secara perlahan-lahan keberadaan pemimpin yang menginginkan perubahan ini.. tetapi dengan semangat yang berapi-apai dengan meninggalkan corak dan warana hidup,Â
mereka maju dan membawa peruban dari yang kecil hingga perubahan yang dapat di lihat oleh sekelompok orang itu, dan bahakan rasa dengki dan iri hati itu tetap ada dan menghantui mereka, berjolakan terus terjadi seolah-olah mereka membangun kubuh yang besar atau tembok yang besar dan kuat untuk mempertahkan masing-masing pemimpin mereka , tak lepas dari siapa yang dia percayai dan apa warna kulit diaa,,,,
Berangkat dari situlah banyak orang yang tidak bisa lagi melihat matahari yang begitu indah dan menghirup udara yang begitu segar,, karena kita terlalu tertekan dangan kehidupan yang ada dan tidak perna melihat ke depan apa,, yang harus kita lakukan bersama,, bukan siapa, dan dari mana,, dia harus memimpin untuk membawa wadah ini ke arah yang lebih baik …
Pertanyaan kepada kita semua? Apakah kita yang di sebut dengan segelintir orang yang hidup di sebuah wadah yang di namai Negara ini masih melihat siapa, dan dari mana di berasal untuk menjuluki dia sebagai seorang pemimpin?? Apakah kita bisa melihtnya dari tekad, niat dan kemampuan dia untuk membawa kita melihat keindahan-keindahan dunia yang begitu indah bila kita hidup bertoleransi dan tanpa melihat tuhan dan waran kulit…..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H