(gamabar di unduh 17/9/15 19p.m)
Â
Di era yang modern seperti ini, tentu saja semua orang memiliki yang namanya smartphone, dan gadget yang dapat mengakses internet kapan saja dan di mana saja. Secara gadget memiliki fitur-fitur yang sangat menarik yang dapat membuat banyak orang ingin membelinya salah satu fiturnya adalah Sosmed (social media), seperti BBM, Facebook, Twiter, Line, Wechat, Instagram, Path, Whatsapp, dan lain-lain. Fitur-fitur ini tinggal di download dan di gunakan sesuai degan selera masing-masing orang. Kebanyakan orang ingin memiliki hal tersebut agar tidak di anggap ketinggalan zaman atau bahasa kasarnya kampungan tetapi sebaliknya, jika seseorang memiliki fitur-fitur sosmed ini mereka di anggap gaul, update dan modern.
Sosial media yang memiliki fungsi untuk memberikan informasi, saling bertukar informasi, memberikan pendapat atau komentar di dunia maya dan berbagi foto dan video, ini sangat memiliki peran besar tersendiri bagi penggunanaya, ada yang mengatakan keseringan mereka membuka atau mengecek sosmed mereka, adalah untuk melihat informasi terbaru atau ada pesan yang masuk di salah satu fitur sosmednya. Hal ini yang mengakibatkan sehingga kebanyakan dari mereka keseringan membuka sosmed dan bahkan bisa menjadi sebuah ketergantungan dalam mengakses sosmed tersebut, bahkan di jadikan sebuah kebutuhan yang patut di lakukan  seperti yang di katakana dalam Dependency Theory, menurut Melvin Defluer dan Sandra Ball Roceach yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang itu
Berangkat dari pemikiran itulah setiap orang atau individu memiliki alasan tersendiri untuk mengakses atau membuka sosmednya. Pertanyaan bagi kita semua dalam satu hari berepa kali kita membuka sosmed kita??, ketika kita membuka mata pada saat bangun di pagi hari sampai menutup mata kembali pada saat istirhat di malam hari. Hal semacam ini telah membudaya bagi kita bahkan telah menjadi kebiasaan yang rutinitas, satu hari saja kita tidak mengupdate status rasanya bagaikan hidup tanpa warna, apalagi kita lupa membawa gadget ke termpat kerja, kampus, atau sekolah rasanya kita tidak bisa beraktifitas dengan baik karena merasa tidak nyaman dan selalu memikirkan gadget yang ketinngalan dan selalu muncul presepsi-presepsi baru, ‘kira-kira ada pesan apa ya yang masuk di sosmed ku atau berapa orang ya,, yang like foto atau video ku ya’. Â
(gamabar di unduh 17/9/15 19p.m)
Semua ini kita lakukan tanpa sadar, social media membuat kita memiliki dunia sendiri, dengan kata lain di sosmed kita memiliki kehidupan yang lebih indah dan lebih nyaman di bandingkan di dunia nyata, serasa kita sudah membangun tembok dalam kehidupan kita sendiri terhadap orang lain. Di sosmed kita membangun relasi yang baik terhadap orang lain pada hal saat di dunia nyata kita malahan merasa kaku dan canggung ketika bertemu, parahnya  di social media sudah perna kenalan dan bahkan chating bersama. Hal semacam ini saja kita tidak bisa mengendalikannya bagai mana kita bisa melihat permasalahan atau masalah social yang terjadi di lingkungan kita yang membutuhkan bantuan dan uluran tanggan.
Maka dari itu matikan sosmed mu sebentar dan perhatikan orang-orang yang ada di sekeliling mu atau di lingkungan di mana kamu berada.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H