Mohon tunggu...
Annafi K.
Annafi K. Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Narablog

Hobi menonton, membaca dan melukis dengan watercolor dan oil pastel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memerdekakan Pak Rusli

1 September 2024   17:38 Diperbarui: 1 September 2024   17:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini tidak seperti biasa, Pak Rusli duduk denan paras yang sendu di belakang gerobaknya. Yuda memerhatikan dagangannya yang masih banyak, kemungkinan belum banyak laku. Tadinya ia hendak membeli dagangannya namun baru saja Yuda membeli ayam goreng di restoran cepat saji yang mengadakan promo.

Yuda menyebrang dan sengaja tidak menyapa Pak Rusli seperti biasa, entah bagaimana perasaannya tidak nyaman. Ketika jaraknya cukup jauh, Yuda menoleh dan tertegun.

Pak Rusli menatapnya di balik gerobaknya. Hatinya makin campur aduk.

'Jangan-jangan tadi liat kantong plastik ini?' Pikirnya samil menatap kantong plastik berisi ayam goreng dari brand ternama. 'Besok beli deh..' Gumamnya dalam hati.

Setibanya di rumah Yuda kaget melihat saudarinya, Yuni sedang melahap ayam goreng dari restoran cepat saji yang sama. Ia menghampiri adiknya dan menunjuk piring yang berisi beberapa potongan ayam.

"Kamu beli ini jua, Yun?"
"Loh.. Kak Yuda beli juga, ya?"
"Iya, lagi promo, kan?"
"Iya, makanya aku beli,
 jelas adiknya sambil mengunyah.

Tak lama Ibu keluar dari dapur membawa mangkuk berisi nasi yang masih hangat, "Wah.. Pesta ayam goreng malam ini!" Seru ibu sambil meletakkan mangkuk ke meja.

"Iya, tadi rame pemberitahuannya di grup Whatsapp," jelas Yuni. Yuda pun duduk di sebrang Yuni sambil meneguk air putih dingin kemudian ia membuka pembicaraan.

"Bu, tadi pas aku pulang.. Aku lewat gerobaknya Pak Rusli,"
"Yang jual ayam goreng itu, kan? Kenapa?"
"Iya, tadi aku perhatiin jualannya masih banyak, kayak belum banyak laku hari ini.."
"Mungkin karena ada promo di mana-mana ya.. Kalau Agustusan kan begitu," gumam Ibu.

Yuda mengangguk, "Kasihan, ya.. Besok aku mau beli deh," Ibu mengangguk setuju, "Kadang kita lupa kalau pedagang seperti Pak Rusli sering kalah sama kompetitor besar, jadi kita juga harus bantu pedagang kecil. Mereka jualan untuk hidup, bukan cari untung."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun