Mohon tunggu...
Helmi Mutdalifah
Helmi Mutdalifah Mohon Tunggu... -

Arek Kediri Sjathie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Artikelku

14 Maret 2015   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:40 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

ARTIKEL

PUDARNYA RASA NASIONALISME PADA DIRI GENERASI MUDA

By: Helmi Mutdalifah

Akhir-akhir ini perubahan zaman mulai merasuk kedalam diri para generasi muda. Terlebih mengenai penerapan diri dengan mempertahankan citra harum bangsa. Mereka cenderung tak menghiraukan negaranya sendiri, bahkan berbuat senonoh yang dapat merusak citra harum nama bangsa. Seperti banyaknya kasus korupsi sehingga Negara Indonesia dijuluki sebagai Negara koruptor tingkat tinggi. Banyaknya tindakan kriminalitas yang semakin merajalela di Indonesia, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena kurangnya pendidikan moral para generasi muda. Banyak dari mereka menggunakan ilmu yang telah di peroleh sedari kecil untuk memasuki jalan kegelapan yang berakhir kenistaan, bukan untuk jalan kebaikan yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga negaranya.

Lalu, apa manfaatnya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) para generasi muda di sekolah ? jikalau tak sedikit pun mereka mempunyai rasa nasionalisme terhadap negaranya sendiri. Seharusnya mereka menjunjung nama baik negaranya dan tetap melestarikan peninggalan-peninggalan para pahlawan terdahulu, dengan setra merawat harta benda yang masih dimiliki oleh Indonesia. Seperti menjaga dan merawat bangunan-bangunan bersejarah, tempat-tempat pariwisata, menjaga nama baik Negara, dan lain sebagainya.

Bukankah guru Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah sudah mengajarkan tentang rasa Nasionalisme ? tapi mengapa para generasi muda enggan mengaktualisasikannya ke dalam kehidupan sehari-harinya, seharusnya mereka menghargai jasa-jasa para pahlawan terdahulu, apakah ada kerugian bagi mereka jika melaksanakan itu. Mereka seharusnya bersyukur, karena sekarang hanya menikmati keindahan Indonesia setelah beratus-atus tahun Negara ini dijajah oleh Negara lain. Sungguh sengsaranya rakyat Indonesia sebelum merdeka, nyawa taruhannya demi mempertahankan negaranya. Miliaran liter darah mengucur disetiap penjuru Nusantara. Haus dahaga tak apa, yang penting Indonesia merdeka. Sebegitunya mereka abdikan jiwa dan raga untuk negaranya.

Untuk mengentaskan masalah moral dan etika para generasi muda sekarang ini, para guru harus lebih meningkatkan pelajaran dan pendidikan cinta tanah air terhadap murid-muridnya, terlebih guru pendidikan kewarganegaran. Mereka harus memberikan contoh yang baik agar dapat menjadi su tauladan murid-muridnya. Mereka juga harus menanamkan budaya cinta tanah air sembari melestarikannya.

Generasi muda adalah penerus bangsa, yang akan membawa Indonesia kedepan pintu kejayaan yang lebih tinggi. Dan guru adalah pembimbingnya untuk menuju kejayaan tersebut. Dengan serta merta, marilah kita sebagai generasi muda bersama-sama menjunjung tinggi nama baik Negara, mempersatukan rakyat Indonesia, menerapkan cinta damai antar sesama, satukan tekad dan tujuan untuk terus membangun tanah air tercinta, Indonesia. Semoga kan tetap jaya hingga masa menutup mata.

“Pertahankan perjuangan bangsa, demi Indonesia seterusnya”

Mojokerto, 13 Maret 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun