Mohon tunggu...
Dessy wulandari Pangaribuan
Dessy wulandari Pangaribuan Mohon Tunggu... -

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 6 sorong. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan sekolah dasar sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru. Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar. Dari prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Matematika sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas maupun terapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena Matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Oleh sebab itu dianggap penting agar Matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa. Kenyataan umum yang dapat dijumpai di sekolah menengah menunjukkan bahwa sebagian besar pengajaran Matematika diberikan secara klasikal melalui metode ceramah tanpa banyak melihat kemungkinan penerapan metode lain yang sesuai dengan jenis materi, bahan dan alat yang tersedia. Akibatnya, siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut, membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran sehingga tidak ada motivasi dari dalam dirinya untuk berusaha memahami apa yang diajarkan oleh guru, yang akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Banyak diantara siswa mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan maupun keterampilan. Peristiwa yang sangat menonjol adalah siswa kurang kreatif, kurang terlibat dalam proses pembelajaran, kurang memiliki inisiatif dan konstributif baik secara intelektual maupun secara emosional. Pertanyaan, gagasan dan pendapat dari siswa jarang muncul, kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh pendapat lain sebagai respon. Kenyataan demikian juga terjadi di SMP Negeri 6 Sorong. Pada saat melakukan observasi awal tanggal 10 April 2013 berupa pengamatan langsung di kelas VIIA terlihat bahwa pada saat penyajian materi guru lebih dominan di dalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran langsung yang dikombinasikan dengan beberapa metode yaitu ceramah, diskusi, tugas dan tanya jawab. Pada observasi selanjutnya tanggal 16 April 2013 melalui diskusi singkat dengan salah seorang guru Matematika kelas VIIA diperoleh informasi bahwa guru tersebut belum menerapkan metode belajar berkelompok dalam proses pembelajaran. Akan tetapi metode pembelajaran langsung ini tidak secara keseluruhan dapat menarik minat, motivasi dan antusias siswa untuk belajar Matematika. Suasana demikian cenderung membuat siswa diam dan pasif ditempat duduk mendengar dan menerima materi dari guru. Jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, siswa pada umumnya malu dan takut untuk bertanya kepada guru apalagi siswa yang berkemampuan rendah mereka cenderung diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan atau pendapat. Peneliti menduga model pembelajaran inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar Matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 6 sorong. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan semester I yang diperoleh dua tahun terakhir yang hanya mencapai 5,06 tahun ajaran 2011/2012 dan 5,2 tahun ajaran 2011/2012. Nilai rata-rata ini jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar menurut kurikulum yakni sebesar 6,0 atau 60 % dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada di bawah standar ketuntasan yang diharapkan. Salah seorang guru mata pelajaran Matematika mengemukakan bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan bilangan pecahan khususnya siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang menyangkut operasi pada bilangan pecahan, sehingga seringkali diadakan pengajaran remedial setelah diadakan kuis atau ulangan blok untuk soal materi bilangan pecahan. Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan dan prestasi belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas. Model pembelajaran yang monoton akan mengurangi motivasi siswa untuk belajar karena siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang sama secara terus-menerus. Karena itu guru diharapkan mampu dan mau menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompok-kelompok belajar siswa. Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu model tertentu dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara keseluruhan, memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sekaligus mengembangkan aspek kepribadian seperti kerja sama, bertanggungjawab dan disiplin. Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap peneliti dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga menyenangkan dalam proses belajar-mengajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat ditunjuk untuk mempresentasikan jawabannya, mereka dapat menyumbangkan skor bagi kelompoknya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Kelas VIIA SMP Negeri 6 sorong”. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah prestasi belajar Matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 6 soorong pada pokok bahasan bilangan pecahan dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT)?” Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 6 Sorong pada pokok bahasan bilangan pecahan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: Bagi siswa: diharapkan dengan selalu aktif siswa mengikuti pembelajaran Matematika akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar siswa khususnya pada pokok bahasan bilangan pecahan. Bagi guru: diharapkan melalui hasil penelitian ini guru akan mengetahui model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Selain itu guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan profesionalnya sebagai guru. Bagi sekolah: sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran dan prestasi belajar Matematika di sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

3 Juli 2013   12:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:04 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 6 sorong.

Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan sekolah dasar sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan utama dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Prestasi belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar-mengajar. Dari prestasi inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran.

Matematika sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas maupun terapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena Matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Oleh sebab itu dianggap penting agar Matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa.

Kenyataan umum yang dapat dijumpai di sekolah menengah menunjukkan bahwa sebagian besar pengajaran Matematika diberikan secara klasikal melalui metode ceramah tanpa banyak melihat kemungkinan penerapan metode lain yang sesuai dengan jenis materi, bahan dan alat yang tersedia. Akibatnya, siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut, membuat siswa merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti pelajaran sehingga tidak ada motivasi dari dalam dirinya untuk berusaha memahami apa yang diajarkan oleh guru, yang akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Banyak diantara siswa mengikuti pelajaran tidak lebih dari rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan maupun keterampilan. Peristiwa yang sangat menonjol adalah siswa kurang kreatif, kurang terlibat dalam proses pembelajaran, kurang memiliki inisiatif dan konstributif baik secara intelektual maupun secara emosional. Pertanyaan, gagasan dan pendapat dari siswa jarang muncul, kalaupun ada pendapat yang muncul jarang diikuti oleh pendapat lain sebagai respon.


Kenyataan demikian juga terjadi di SMP Negeri 6 Sorong. Pada saat melakukan observasi awal tanggal 10 April 2013 berupa pengamatan langsung di kelas VIIA terlihat bahwa pada saat penyajian materi guru lebih dominan di dalam kelas dengan menerapkan model pembelajaran langsung yang dikombinasikan dengan beberapa metode yaitu ceramah, diskusi, tugas dan tanya jawab. Pada observasi selanjutnya tanggal 16 April 2013 melalui diskusi singkat dengan salah seorang guru Matematika kelas VIIA diperoleh informasi bahwa guru tersebut belum menerapkan metode belajar berkelompok dalam proses pembelajaran. Akan tetapi metode pembelajaran langsung ini tidak secara keseluruhan dapat menarik minat, motivasi dan antusias siswa untuk belajar Matematika. Suasana demikian cenderung membuat siswa diam dan pasif ditempat duduk mendengar dan menerima materi dari guru. Jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, siswa pada umumnya malu dan takut untuk bertanya kepada guru apalagi siswa yang berkemampuan rendah mereka cenderung diam dan enggan dalam mengemukakan pertanyaan atau pendapat.

Peneliti menduga model pembelajaran inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar Matematika siswa kelas VIIA SMP Negeri 6 sorong. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ulangan semester I yang diperoleh dua tahun terakhir yang hanya mencapai 5,06 tahun ajaran 2011/2012 dan 5,2 tahun ajaran 2011/2012. Nilai rata-rata ini jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar menurut kurikulum yakni sebesar 6,0 atau 60 % dapat dikatakan bahwa nilai tersebut berada di bawah standar ketuntasan yang diharapkan. Salah seorang guru mata pelajaran Matematika mengemukakan bahwa siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada pokok bahasan bilangan pecahan khususnya siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang menyangkut operasi pada bilangan pecahan, sehingga seringkali diadakan pengajaran remedial setelah diadakan kuis atau ulangan blok untuk soal materi bilangan pecahan.

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kemampuan dan prestasi belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas. Model pembelajaran yang monoton akan mengurangi motivasi siswa untuk belajar karena siswa merasa jenuh dengan pola pembelajaran yang sama secara terus-menerus. Karena itu guru diharapkan mampu dan mau menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi yang dapat membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi untuk belajar secara mandiri dan bekerja sama dengan siswa yang lain dalam kelompok-kelompok belajar siswa. Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu model tertentu dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa secara keseluruhan, memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan potensinya secara maksimal sekaligus mengembangkan aspek kepribadian seperti kerja sama, bertanggungjawab dan disiplin.

Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap peneliti dapat memotivasi siswa untuk berperan aktif dan juga menyenangkan dalam proses belajar-mengajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Karena pada model ini siswa menempati posisi sangat dominan dalam proses pembelajaran dimana semua siswa dalam setiap kelompok diharuskan untuk berusaha memahami dan menguasai materi yang sedang diajarkan dan selalu aktif ketika kerja kelompok sehingga saat ditunjuk untuk mempresentasikan jawabannya, mereka dapat menyumbangkan skor bagi kelompoknya.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti berkeinginan untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Kelas VIIA SMP Negeri 6 sorong”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun