Mohon tunggu...
Queenara
Queenara Mohon Tunggu... Lainnya - ⊂⁠(⁠(⁠・⁠▽⁠・⁠)⁠)⁠⊃

Sastra😾

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

34 Sastrawan Terdampar di Perpustakaan MAN 2 Kota Malang

31 Januari 2024   23:29 Diperbarui: 31 Januari 2024   23:32 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hari Rabu yang mendung dan gelap, ditemani dengan sebuah buku tebal berjudul "Cerdas Berbahasa dan Bersastra Indonesia", sejumlah 34 siswa dan siswi MAN 2 Kota Malang terduduk cemas menanti giliran namanya dipanggil. Suara ribut dengan gelagat panik membersamai rasa frustasi yang dimiliki para siswanya. Jarum jam terus berputar tetapi waktu seakan melambat. Dimulai dari nomor urut pertama, dialah yang akan maju duluan untuk penilaian harian mata pelajaran Sastra Indonesia terkhusus murid dari kelas jurusan Bahasa. Kali ini materi yang akan dipertanyakan adalah seputar Apa itu Frasa?

Sebagai murid dengan pemahaman sastra yang biasa-biasa saja, tentu aku menjadi panik karena penilaian harian yang mendadak ini. Namun, itu tak berlangsung lama karena detik berikutnya, guru pengampu mata pelajaran Sastra Indonesia menyatakan bahwa urutan penilaian harian secara lisan hari ini akan dilaksanakan secara urut mulai dari presensi awal hingga akhir. Sujud syukur hamba berikan pada Sang Pencipta karena takdir membawa namaku pada presensi akhir. Prediksi yang telah kudiskusikan bersama teman-teman satu bangkuku membuahkan hasil bahwa aku tidak akan mendapat giliran penilaian harian lisan pada hari itu sesuai perhitungan waktu yang tersiksa.

Hingga jarum panjang pada jam tanganku menunjuk pada angka tiga dan jarum pendeknya menunjuk angka 12. Tentu saja bel pulang sekolah akan berbunyi untuk menandakan bahwa kegiatan belajar mengajar pada hari ini sudah selesai. Sang Guru Besar pun berdiri dan menghampiri kami, si 34 Sastrawan yang terdampar di perpustakan MAN 2 Kota Malang.

Kabar baik dan buruk pun terucap dari lisan beliau, "Anak-anak, karena waktunya sudah habis, maka PH lisan materi frasa ini akan kita lanjutkan pertemuan berikutnya, ya. Dikarenakan banyak yang kurang dan penilaiannya tidak ada yang memenuhi KKM, maka Ibu putuskan bahwa kalian akan PH secara tulis, apakah kalian setuju?"

Dengan hati gembira setelah gundah merana, kami ber-34 murid serentak menjawab, "Setuju, Bu!"

Azan asar berkumandang dan berakhirlah kegiatan terdampar di perpustakaan MAN 2 Kota Malang pada hari ini. Semoga kedepannya, kami ber-34 total keseluruhan murid jurusan Bahasa akan menjadi seorang sastrawan yang terkemuka dan dikenali oleh khalayak umum. Cukup sekian cerita singkatku hari ini, sampai jumpa lagi di kehidupan sekolah saya yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun