Kami bertiga berjalan beriringan, menuju sebuah gudang, sesuai arahan dari Natia.
"Di suatu area di gudang ini, guru itu membuang sebuah flash drive yang berisi rekaman CCTV kejadian waktu itu. Sudah dua tahun yang lalu, aku tidak tahu benda tersebut masih berfungsi atau tidak," jelas Natia.
Aku, Bagas, dan Natia berkeliling mencari benda tersebut di tempat yang kotor, berdebu, dan bau, namanya juga gudang. Aku alergi debu, jadi aku hanya bisa membantu sebentar saja, sebelum badanku mulai memerah dan gatal.
Aku sedikit kasihan dengan Bagas yang harus berjuang sendirian di dalam gudang. Natia sudah tidak memiliki raga, tentu saja tidak akan terganggu dengan kekacauan di dalam sana.
Setelah sekitar 15 menit menunggu, akhirnya hembusan napas lega terdengar dari dalam gudang. Bagas keluar dengan tubuhnya yang sangat kotor, rambutnya yang penuh benang-benang halus dari sarang laba-laba, baju olahraganya yang terkena debu sana-sini, mukanya yang sedikit cemong, rasanya aku ingin tertawa melihat penampilannya.
"Jangan tertawa, ini tidak lucu tau! Aku sudah berhasil menemukannya tapi Kak Aria malah menertawaiku."
"Penampilanmu itu sangat lucu, hahaha. Lebih baik kamu bersih-bersih dulu, kemudian kita lanjut menyelidiki masalah ini."
Bagas mengangguk, kemudian menyerahkan flash drive itu padaku. Ia berlalu dan dari dalam gudang Natia datang.
"Apakah itu masih berfungsi?" tanyanya.
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Aku akan mencobanya dahulu."
Aku beranjak pergi, menuju ruang komputer sekolah. Sebelumnya aku mengirim pesan dahulu pada Bagas bahwa aku sedang berada di ruang komputer.