Tak sabar bertemu dengan Senja. Informasi mengenai keberadaan Senja telah kudapatkan dari ibunya. Kabarnya hari ini ia akan pergi ke Colosseum, tempat yang sangat ingin dia kunjungi saat kecil. Senja selalu bercerita setiap kegiatan yang ia ingin lakukan ketika dewasa nanti, terutama mimpinya yang telah terkabul 10 tahun laku, yaitu pergi ke Italia.
Aku menyusuri area Colosseum membawa buket kecil berisi jajan kesukaannya, Beng-Beng. Gemuruh dadaku begitu berisik kala aku mendapati sosokmu tengah berdiri di tengah keramaian sedang memandangi bangunan Colosseum.
"Senja." Sekali lagi kupanggil namanya, berharap kali ini dia tidak akan pergi lagi.
Ekspresi terkejutnya yang disusul linangan air mata membuatku merasa senang sekaligus bersalah. Selama ini aku memang seorang pengecut.
"Maafkan aku, aku tidak ingin kehilangan kamu lagi. Tolong jangan pergi," ucapku seraya menangis.
"Sudah dong nangisnya, lanjut lagi di rumahku, ya?" tanyanya. Aku bersyukur karena kali ini Senja tidak meninggalkanku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H