Padahal aku selalu menanti kehadiranmu selama 10 tahun ini, tapi mengapa ketika kita bertemu untuk pertama kalinya setelah perpisahan panjang ini, kamu berlalu begitu saja? Bahkan tak ada kata rindu yang keluar dari ucapanmu. Kamu pergi meninggalkanku bersama secarik kertas yang membuatku sedih sekaligus marah. Karena sampai kapan pun aku tak ingin dan tak akan pernah meninggalkanmu.
Tak peduli berapa lama lagi kita akan bertemu, aku akan tetap menanti dengan harap. Harapanku tuk bisa menjalin kasih berdua bersamamu. Nyanyian anganku akan kasih hadirmu selalu merdu dan bertambah merdu. Aku tak akan menyerah untuk terus belajar dan bekerja demi menyusulmu di Negeri Seberang, Italia. Bahkan aku rela menetap sendirian di rumah lama tempat kita besar bersama.
Tekadku sudah bulat. 10 tahun adalah waktu yang lama dan yang kulakukan hanyalah menanti penuh harap yang membuatku merasa seperti seorang pengecut. Kini aku putuskan untuk menyusulmu ke Italia. Tunggu kehadiranku, Senja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H