Setiap orang pasti memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengutarakan perasaannya. Tiap orang mencintai pasangannya dengan cara yang berbeda-beda pula. Begitu pula denganku, aku mempunyai caraku sendiri dalam mencintaimu.
Ribuan kata telah menghiasi hampanya kertas putih. Tumpukan pena dengan tinta yang sudah habis memenuhi kotak sampah di kamarku. Berbagai karya tulisku tentangmu menempel apik di dinding kamarku. Tak sedikit pula gambar fotomu yang berserakan di meja belajarku. Inilah caraku mencintaimu, cukup mengagumi dalam diam dan mengabadikan tentangmu dalam putihnya kertas.
Mencintai dalam sepi, biarkan tulisanku yang berbicara. Walau kutahu bahwa tulisanku tidak akan pernah bisa berbicara denganmu. Dalam diamku yang selalu melihatmu dari kejauhan sedang tertawa bahagia bersama dengan perempuan lain, ribuan anak panah berlomba-lomba menusuk relung hatiku dan merenggut harapku tuk bisa bersanding denganmu.
Tawamu bersamanya, senyummu menanggapi ceritanya, dan tanganmu yang mengelus sayang kepalanya bagaikan senjata paling sakit untuk menghancurkanku. Tamparan keras yang membuatku tersadar dan sedikit menepi dari jalan mengejarmu. Mungkin caraku mencintaimu hanya sebatas goresan hitam di atas putih kertas, tidak akan lebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H