Mohon tunggu...
Salsabila Dwi Ahmad
Salsabila Dwi Ahmad Mohon Tunggu... Administrasi - Universitas Satya Negara Indonesia

Halo, Saya Salsabila Dwi Ahmad merupakan salah satu Mahasiswa disebuah Universitas Satya Negara Indonesia dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik dengan Jurusan Ilmu Konunikasi Semester 1, Hobi saya adalah traveling dan juga olahraga. Semoga Artikel yang saya buat disini bisa membantu pembaca. Terima Kasih

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilpres 1 Putaran Berdampak Positif Hemat Anggaran Pengeluaran

16 Januari 2024   11:31 Diperbarui: 16 Januari 2024   11:38 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Pengusaha menghimbau agar Pilres 2024 bisa satu puataran saja. Pengusaha muda melihat peluang yang besar jika Pemilihan Presiden (Pilpres) saatu Putaran dapat menghemat anggaran. Menurut Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Akbar Himawan Buchari meyampaikan, jiak Pemilihan Presiden berlangsung satu putaran akan ada penghematan biaya anggaran yang cukup fantastis senilai 17 triliun untuk KPU bisa menggelar Pilpres putaran kedua, dan mencapai 10 triliun untuk biaya keamana dan lain nya. " Jika ditotal, negara bisa hemat sekitar 27 triliun. Bayangkan jika anggra ini dialokasi kan untuk kebutuhan lain. Misal nya seperti Bansos atau untuk kebutuhan masyarakat lain nya. 

Beberapa pihak juga mengharpakan Pilpres 2024 dapat berlangsung dengan 1 putaran. Alasannya demi menjaga pertumbuhan ekonomi ditengah ketidakpastian baik global maupun dalam negri, Para penguha juga berpendapat jika Pilpres berjalan dengan 1 putaran akan berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Sekali Putaran (GSP) M. Qodari menjelaskan bahwa pilpres 2024 satu putaran bisa menghemat biaya hingga Rp17 triliun. Uang itu nantinya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, termasuk pemberian subsidi kepada rakyat yang membutuhkan.

"Saya melihat potensi polarisasi ini besar sekali karena begitu calon cuma dua, maka akan berhadap-hadapan termasuk isu primodial dan isu agama akan muncul,” kata Qodari. 

Saat ini, pilihannya ada dua. Menghemat anggaran hingga Rp27 triliun dan membuat investor cepat menanamkan modalnya di Indonesia dengan Pilpres satu putaran. Atau, membiarkan Rp27 triliun habis untuk kepentingan Pilpres, dan investor lebih memilih negara lain sampai ada kepastian pemimpin di Indonesia.

"Simpelnya kan gini, mau hemat dan untung, harus ada kepastian pemimpin. Paling satu atau dua minggu paca pencoblosan 14 Februari sudah diketahui hasilnya. Atau menunggu sampai Juni, dengan potential loss tadi," pungkas Akbar.

Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai September 2023 selalu berada di kisaran 5%. Pada kuartal pertama, tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03%. Kemudian pada kuartal kedua meningkat menjadi 5,17%. Pada periode setelahnya (Juli-September) atau kuartal ketiga, perekonomian Indonesia sedikit melambat menjadi 4,94%. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun