Mohon tunggu...
Hariyanto ST
Hariyanto ST Mohon Tunggu... karyawan swasta -

..baru belajar, jadi mohon dimaklumi dan dimaafkan...\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

"..itu mungkin semua sudah takdir.."

24 Juni 2011   16:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:12 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

"..itu mungkin semua sudah takdir..". Sebuah kalimat yang singkat tapi penuh makna yang mendalam. Sedalam ketika kita coba menyelami setiap permasalahan yang timbul dari sebab dan akibat suatu perkara atau hal. Dan lewat tulisan ini saya coba sedikit memaparkan peristiwa yang berkaitan dengan kalimat diatas. Ada sebuah cerita dari seorang teman tentang seorang buruh pabrik di tempat kerjanya yang kakinya hancur terlindas kendaraan forklift atau kendaraan yang berfungsi untuk membongkar atau memuat barang-barang berat yang biasa digunakan di pabrik. Dan saat ini buruh tersebut tidak mampu bekerja normal kembali dan harus kehilangan mata pencariannya. Berbagai kecelakaan kerja  dengan berbagai kejadian di tempatnya ini sudah tak terhitung jumlahnya, bahkan sampai beberapa kali merenggut nyawa para buruh. Ironisnya setiap kali ada usulan dari beberapa buruh untuk diterapkan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sesuai aturan wajib perundang-undangan yang ditetapkan pemerintah. Selalu saja jawaban kosong yang akan diterima  buruh-buruh tersebut. Jawaban kosong dan cenderung tak mau peduli akan selalu mereka terima dari setiap atasan mereka yang mewakili manajemen perusahan. Belum lagi banyak peraturan yang terpaksa mereka harus jalani, yang sering tidak sesuai Perjanjian Kerja Bersama (PKB) bahkan peraturan perundang-undangan pemerintah. Bahkan beberapa kali intimidasi secara halus maupun sedikit kasar harus mereka terima dari atasan, agar mereka bungkam dan mengikuti saja aturan yang berlaku di perusahaan tersebut.  Intimidasi berupa kenaikan upah yang kecil, surat peringatan,bahkan sampai dipersilakan mengundurkan diri secara halus sering dilayangkan sebagai wujud pembungkaman atau sanksi bagi siapa saja buruh yang tidak mau mengikuti aturan. Akhirnya setiap kali usulan dilontarkan , setiap kali itu pula mereka  hanya dapat mengelus dada tanda pasrah akan kebijakan sewenang-wenang  yang harus mereka terima. Dan peristiwa seorang buruh pabrik yang kakinya hancur terlindas kendaraan forklift itulah kejadian paling update terjadi. Kalimat "..itu mungkin semua sudah takdir.." begitu ringan dan mudahnya terucap dari para atasan mereka. Atasan mereka tidak mau memperjuangkan nasib buruh kepada pemilik perusahaan Enggan mengupayakan keselamatan kerja buruh padahal mereka paham akan hal itu. Atasan Mereka saat ini merasa tidak akan mengalami kecelakaan kerja karena mereka tidak terjun langsung bekarja di lapangan, hanya duduk manis di ruang ber-AC nan sejuk. Telepon sana-sini, menyuruh buruh ini dan itu sewenang-wenang. Atasan-atasan mereka hanya ingin mengambil keuntungan pribadi semata, dengan berbagai upaya untuk menjilat pemilik perusahaan agar senang dan tidak ingin pemilik perusahaan mendengar berita-berita yang tidak mengenakan yang dapat mempengaruhi posisi jabatan mereka. Atasan-atasan tersebut menyadari dengan adanya program keselamatan kerja berarti akan menambah beban biaya atau cost yang harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai peralatan penunjang program keselamatan kerja. Yang tentunya tidak diinginkan pemilik perusahaan. Padahal perusahaan mampu mengeluarkan dana untuk hal tersebut. Mereka layaknya seperti manusia yang tidak punya hati dan perasaan. Menutup hati dan telinga mereka. Dimanakah letak tanggung jawab mereka.? Sangat ironis memang kenyataan yang sangat-sangat pahit yang harus diterima dan dijalani para buruh tersebut. Mereka kini hanya mampu berdoa agar selalu diberi keselamatan Allah SWT dalam bekerja mengais rezeki pagi, siang, danmalam memeras keringat dibawah ancaman bahaya yang sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa mereka. Belum lagi kesewenangan yang harus mereka terima dari segi upah, aturan kerja , dan lainnya. Dengan keadaan yang mereka alami kini, mungkin para buruh hanya berharap dan berdoa selalu diberi kesehatan dan keselamatan agar dapat menghidupi keluarga mereka di rumah.Inilah fakta yang terjadi di negeri tercinta ini, yang peribahasa lama katanya gemah ripah loh jinawi. Tapi nyatanya kini kesengsaraan dan kesewenang-wenangan terjadi dimana-mana. Rakyat kecil semacam buruh, contoh nyata yang harus terkena imbasnya. Terbentur kondisi, situasi, dan kesewenang-wenangan kekuasaaan. Mungkinkah., itu semua sudah takdir..??, tidak adakah upaya menanggulanginya…??... padahal prasarana dan sumber daya sudah tersedia… [caption id="attachment_115983" align="alignright" width="300" caption="FORKLIFT"][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun