Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rimpuh

13 April 2024   21:29 Diperbarui: 14 April 2024   13:07 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

RIMPUH

Temaram datang bersama gelap, menyerupa bulan yang mati di langit. Daksa mu rebah memeluk kata-kata sunyi yang tak pernah dianggap.

Kau menengadah menatap aksa bintang yang jauh di atas kepala. Bergeming ia tak mengelak, ia paham sejak lama kau telah memerah.

Suara-suara itu menjejal hendak mencabar. Bersikukuh mereka selalu bertengkar tentang mengapa kau merapah. Tak berbalas. Kau kembali mendekap tubuh yang jelampah.

Oh betapa malam yang rimpuh, tertawalah untuk hidup yang memberi banyak derita!

Kupang, 13/4/24

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun