(Dokumentasi Pribadi)
Puisi di mata mu
adalah kaki senja yang merayap pulang
sebentar lagi malam datang bertamu
dan kau tergesa menemuinya.
Puisi di mata mu
serupa kenang yang memintal waktu
begitu mudah pecah menjadi serpihan bising
yang mengigit lalu mencuri hari.
Katamu pagi adalah segumpal bara
dan siang adalah segumpal liar,
Keduanya menggebu dan tak tahu malu
Tapi kau mencintai hidup, mencintai debu dan abu.
Seperti Kayu, Seperti Batu,
Seperti Air, Seperti Api,
Seperti Tanah, Seperti Udara,
Kau padam di atas tubuhmu sendiri.
Oebelo, 26 Agustus
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H