Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Terserah

18 Mei 2020   21:10 Diperbarui: 20 Mei 2020   09:52 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika malam singgah,
Senar-senar sunyi kembali dipetik.
Angin menggebuk. Saat sengaja kau tanyakan arah.

Mengapa kita tak bersayap,
Agar mudah melanglang kesana kemari.
Tolol, bukankah itu doa adalah dua sayap tangguh yang menunggu dikepak.

Harus hati-hati kau mencarinya,
Sebab dahulu sekali ada yang berkata
jiwamu adalah cermin yang bening sementara tubuhmu adalah debu di atasnya.

Kau bergeming serupa jejak-jejak pena
yang telah lama ditinggalkan.
Saat kita terantuk yang tampak hanyalah jejak-jejak kaki sendiri.

Oh tuan, pergilah, bukan mati.
Berpaling saja, jangan terserah.
Barangkali nyanyian malam adalah nada cahaya. Harus kau dengar, Harus kau hormati.

Tak mengapa jika satu dua menit saja.

Kupang, 18 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun