Seperti kabel-kabel tua yang
menggantung ketika orang-orang
kembali membakar ilalang.
Aku adalah siang yang terik.
Mereka bilang Matahari adalah
jembatan lalu lalang bagi yang
jatuh berulang.
Aku adalah siang yang terik.
Sebab kakiku adalah waktu
juga segumpal asap yang
mengepul berulang.
Aku adalah siang yang terik.
Meja kayu, buku-buku tua,
bahkan jaring laba-laba di sebelahku
adalah sunyi yang jalang.
Aku adalah siang yang terik.
Besok tubuhku mengalami
perulangan. Sementara hari ini
perempuanku pulang.
Kupang, 16/5/19
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!