Mohon tunggu...
Alex Pandang
Alex Pandang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelance Writer

Freelance Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengintip Senja

6 September 2018   21:11 Diperbarui: 6 September 2018   21:18 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiran terus bicara bahwa kebenaran hanyalah setapak setapak kecil yang jarang dilalui, lalu senja menari, Ia mengajak manusia percaya bahwa dirinya adalah kesunyian.

Asap asap kendaraan terus berdalih tentang kekosongan di ujung lidah! Terbahak bahak senja tertawa lalu memercik kata kata tua bagaimana jika tubuh adalah kendaraan kosong yang harus kau isi!

Seorang bapak setengah renta tiba tiba menepi langkah merapikan lembar lembar keringat!

Di seberangnya Secepat kilat para penjual ikan kembali mengejar rupiah!

Pada kedua telapak tangannya, para penjual sayur berteriak nasib hampir tenggelam!

Wajah senja terlanjur jingga, begitu saja ia berganti ruang!

Jalanan gelap kembali menggerutu!

Esok adalah carut marut keberuntungan yang berulang!

Rupa rupanya mengintip senja semakin mahal..

Oelmasi, 6/9/18

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun