~Perahu Tua~
Musim demi musim hilang berjangka
Meninggalkan perahu tua berlabuh tanpa tuan
Diatas bebutiran bebutarin pasir sunyi
Juga melapuknya keberanian atas nama cinta
Tak ada jawab untuk semesta yang hening
Apalagi suara suara sepi dalam sajak
Kecuali satu persatu debur ombak yang pecah
Berhamburan menjilat jilat lalu menghapus beberapa langkah
Tentang dalamnya lautan ataupun pepatah
Yang gigih bergerilya menolak
Patah patah takdir untuk menyerah
Apabila ini adalah rupa rupa mengapung tanpa arah
Ia memang tak pernah tahu, dan ia memang tak mau tahu
Anggap saja ia tak pernah tahu arah untuk tahu diri
Baginya sekujur tubuhnya hanyalah perahu tua
Yang kembali didayung oleh sepasang rindu
Ia tak keberatan jika harus kembali hanyut
Asalkan ia tenggelam pada tatapan kedua bola matamu
Asalkan ia karam pada kelembutan hatimu
Dimana keduanya melelehkan kebekuan tanpa syarat
Kupang, 11/9/17
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H