Bagai pedang bermata dua, itulah peribahasa yang tepat untuk fitur camera recorder yang terdapat di dalam handphone pada saat ini.
Ada waktu dimana kita merasa harus mengabadikan suatu momen penting dengan handphone kita. Dulu kita hanya dapat mengambil foto saja tetapi sekarang, kita dapat pula merekam peristiwa tersebut. Apabila kita merasa ingin melihat kembali atau hanya untuk sekedar "pamer" kepada teman, cukup dengan merogoh saku saja kita dapat memperlihatkan kembali momen tersebut.
Meskipun terlihat sebagai suatu aktivitas yang normal, tanpa sadar kita justru menciptakan boomerang yang suatu saat dapat menyerangdiri kita sendiri.
Apa jadinya kalau rekaman tersebut justru dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menjatuhkan kita, contohnya kasus video porno Ariel pada tahun 2010. Karena lengah, video bersifat "pribadi" milik Ariel  justru menjadi tontonan masyarakat. Sama halnya dengan kasus video Abu Rizal Bakrie yang sedang semerbak belakangan ini.
Hal-hal tersebut harusnya dapat dihindari apabila kita mau untuk lebih teliti dan disiplin dalam persoalan menyimpan data.
Rule number one, jangan pernah mensave video atau gambar yang bersifat pribadi dihandphone. Apabila handphone tersebut hilang maka kemungkinan data-data tersebut akan dieksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Don't ever think bahwa komputer atau laptop pribadi merupakan tempat yang aman untuk menyimpan data berbentuk gambar atau video, itu salah. Apa yang terjadi apabila tiba-tiba komputer atau laptop tersebut rusak? Mau tidak mau kita harus membawanya ke tempat reparasi. Pada saat tersebut mungkin saja data-data yang terdapat di dalam komputer atau laptop akan diambil oleh sekali lagi, pihak yang tidak bertanggung jawab.
And last, jangan mendokumentasikan sesuatu yang bersifat pribadi didalam handphone. Memang tidak ada aturan yang baku yang mengatur hal tersebut tetapi bukankah lebih baik kalau sesuatu yang kita rekam adalah hal yang bersifat positif?
Sesuai dengan kata Bang Napi, "Kejahatan terjadi bukan hanya karena niat pelaku tetapi juga karena adanya kesempatan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H