Mohon tunggu...
Triandini Aulia R
Triandini Aulia R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Psikoanalisa (Sigmund Freud)

19 November 2022   12:16 Diperbarui: 19 November 2022   12:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahir pada 6 Mei 1856 di Freiberg, lalu meninggal pada 23 September 1939 di London. Pada tahun 1873 Freud memasuki sekolah kedokteran di Universitas Wina. Ia memiliki minat di bidang neurologi, yang menyebabkan ia memfokuskan dirinya di bidang perawatan gangguan saraf. Freud merumuskan mengenai Psikoanalisa, yaitu aliran psiko yang berbasis analisa.

Tentang Psikoanalisa Freud

Manusia memiliki tiga tujuan hidup, yang pertama kesempurnaan, dimana manusia selalu ingin tampil sempurna agar mendapatkan apresiasi positif dari publi. Lalu yang kedua mendapatkan kenikmatan, dalam kebutuhan biologis (makan, minum, & seksual), sosialisasi (membentuk kelompok kecil) dan juga psikologis. Dan yang ketiga menghindari diri dari ketidak nimaktan, yakni hal-hal yang bisa merugikan diri sendiri.

Tingkat Kesadaran

1) Tak sadar (unconscious): seperti ketika seseorang sedang bermimpi, dimana mimpi itu bisa berasal dari trauma yang pernah dialami. Mimpi itu lah yang menjadi bagian dari wujud tak sadar dari unek-unek yang di pendam. 2) Pra sadar (preconscious): misalkan seseorang yang sedang melamun, latah, atau lupa ingin mengatakan apa (antara sadar dan tidak). 3) Sadar (conscious): misalnya pikiran, persepsi, ingatan, dan perasaan.

Struktur Kepribadian

a) Id: dorongan-dorongan traumatik yang bisa berupa kesedihan maupun kebahagiaan, yang tersimpan di dalam Id. Hal ini lah yang akan membentuk perilaku sosial yang baik dan tidak dalam diri seseorang. b) Ego: berupa hawa nafsu, yang terwujud dalam sifat seseorang individu. c) Super Ego: pengendalian diri. Jadi Id itu merupakan yang paling dasar serta yang paling menguasai diri manusia (wujud tak sadar), lalu Ego sebagai provokator, dan Super Ego yang mengendalikan diri atau nafsu yang ada di dalam diri manusia.

Menurut Freud ada dua macam insting, yaitu: 1) Inting Hidup (Eros): menjadi diri sendiri, yang menebar kebehagian. Energi yang digunakan adalah libido, lalu manusia dengan insting hidup disebut Homo Homini Socius. 2) Insting Mati (Thanatos): menebar sesuatu yang sifatnya destruktif. Energi yang digunakan adalah agresi, lalu manusia dengan insting hidup disebut Homo Homini Lupus.  

Mekanisme Pertahanan

Strategi yang digunakan untuk bertahan melawa ekspresi impuls Id dan menentang tekanan Super Ego. Lalu mengubah persepsi nyata seseorang, sehingga kecemasan bisa berkurang.

Melindungi dari kecemasan, ada 3 tipe yaitu: a) Kecemasan Realistik: belum terjadi namun sudah takut dan khawatir. b) Kecemasan Neurotik: rasa takut terhadap orang yang memiliki power. c) Kecemasan Moral: rasa takut karena melanggar nilai dan norma yang sudah tertanam di masyarakat.

9 mekanisme pertahanan, yaitu: 1) Represi yakni menekan segala sesuatu yang dapat menimbulkan kecemasan. 2) Pembentukan Reaksi yakni mengganti perasaan cemas dengan perasaan kebalikannya. 3) Proyeksi yakni mengubah kecemasan neurotik/moral dengan kecemasan realistic (biasanya membandingkan diri dengan orang lain). 4) Pemindahan Reaksi yakni tidak bisa melampiaskan kepada orang kedua, yakni orang yang mengetahui masalahnya, jadi melampiaskannya ke orang ketiga, yang tidak mengetahui masalahnya. 5) Rasionalisasi yakni mengubah irasional menjadi rasional, contohnya ada seorang ibu yang mencuri susu, ia tahu bahwa itu adalah perbuatan yang salah, namun ia berpikir jika tidak mencuri susu maka anaknya akan kelaparan. 6) Supresi yakni menekan sesuatu yang membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran. Misalkan mensupresi Oedipoes Complex (pria) dan Electra Complex (wanita) ke dalam ketidaksadaran, contohnya healing. 7) Sublimasi yakni dorongan yang tidak dibenarkan super ego, tapi tetap dilakukan namun dalam bentuk yang lebih sesuai dengan tuntutan masyarakat, contohnya memukul dalam olahraga tinju. 8) Kompensasi yakni menutupi kelemahan dalam satu bidang, dengan bidang lain yang dikuasai. 9) Regresi yakni menurunkan mentalitasnya menjadi anak kecil, seperi dengan bersikap manja. Tujuannya untuk dipahami orang lain.

Perkembangan Kepribadian (Seksualitas)

1. Fase Oral (0-3 tahun) > bayi menyusu pada ibunya. Kepuasaan yang berlebihan akan membuat seseorang senang mengumpulkan pengetahuan dan harta beda, serta mudah ditipu. Sedangkan kepuasaan yang kurang menyebabkan seseorang senang berdebat dan sarkastik.

2. Fase Anal (1-3 tahun) > Ketika bayi buang air besar, pada fase ini akan mulai membentuk kontrol diri.

3. Fase Falis (6-7 tahun) > kenikmatan seksnya pada alat kelamin, namun berbeda dengan kepuasan seks dewasa, yang mana kepuasan seksualnya belum dihubungkan dengan tujuan mengembangkan keturunan. Pada fase ini timbul oedipoes complex dan electra complex, yakni rasa cemburu.

4. Fase Latent (7-8 tahun atau 12-13 tahun) > terbangun kepribadian kontak sosial. Timbul ingin bergaul/bersosialisasi.

5. Fase Genital (12 tahun-dewasa) > fisiologis semuanya sudah berubah, seseorang sudah mulai terbentuk hasrat seks. Impuls seks mulai disalurkan (peyiapan karir dan cinta lawan jenis), orientasi sosial, realistis, & altruistik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun