Perubahan Sosial : lahir karena adanya Distinction dan Resistance. Yang dilakukan jika seseorang memiliki habitus, kapital, dan mampu menempatkan keduanya dalam arena yang tepat. Perubahan sosial hanya mungkin, jika manusia bukan merupakan ‘budak’ dari sistem sosial disekitarnya.
Persaingan :Â arena selalu menjadi tempat konflik antar individu/kelompok yang berusaha mempertahankan atau mengubah distribusi bentuk-bentuk kapital tertentu. Pelaku dalam persaingan ini memiliki visi yang berbeda-beda. Pelaku yang ada dalam posisi dominan berusaha menjaga status quo, lalu pelaku lainnya yang terdominasi berusaha mengubah distribusi kapital serta posisi-posisi didalamnya sehingga terjadi mobilitas sosial.
Strategi : Menurut Bourdie strategi adalah sesuatu yang mengarahkan tindakan, tetapi ia bukanlah semata-mata hasil dari perencanaan dan terkontrol oleh si pelaku atau sebaliknya, ia semata-mata hasil dari suatu yang mekanis diluar kesadaran individu/kelompok. Strategi menurut Bourdie ada beberapa jenis yaitu:
- Strategi Investasi Biologis, terdiri dari strategi kesuburan dan pencegahan. Dengan menggunakan pembatasan jumlah keturunan.
- Strategi Suksesif, untuk pengalihan harta warisan antar generasi dengan pengeluaran yang seminimal mungkin.
- Strategi Edukatif, kelompok sosial  memproduksi pelaku sosial baru yang mampu menerima warisan dari kelompok sosial tersebut.
- Strategi Investasi Ekonomi, melestarikan/meningkatkan modal ekonomi.
- Strategi Investasi Simbolis, melestarikan/meningkatkan modal pengakuan, legitimasi, dan kehormatan.
Selera Estetis, menurut Bourdie, selera bukan sesuatu yang alamiah. Ia bukan ‘pilihan’, bukan ‘hak’ prerogative individu. Namun merupakan konstruksi sosial yang dibentuk melalui Pendidikan dan pengasuhan, jadi selera seseorang terbentuk karena lingkungan sekitarnya. Selera juga sebagai penanda status sosial seseoramg. Ada dua jenis selera: Legitimate Taste: selera yang dikembangkan melalui pelajaran tentang seni di sekolah. Dan Populer Taste: dikembangkan secara alamiah karena terhubung dengan kehidupan sehari-hari.
Jadi kontribusi besar dari Bourdie adalah menunjukkan bahwa tidak ada yang namanya kebenaran yang sifatnya subjektif/objektif saja, melainkan sifatnya dialektis/Kebenaran Relasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H