Mohon tunggu...
Yuli s
Yuli s Mohon Tunggu... -

seorang istri, ibu dari tiga anak dan pendidik di SDN Bojong 02 Kawunganten Cilacap

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Guru Kok Facebookan?

12 Juni 2014   04:50 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:08 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pernah diadukan oleh seorang rekan guru kepada Kepala Sekolah ketika di kantor saya buka facebook. Bagi guru-guru sepuh seperti sesuatu yang tabu, pendidik kok facebookan. Penilaian ini mereka lontarkan karena mereka sama sekali tidak mengenal jejaring sosial seperti facebook. Mereka hanya mendengar efek negatifnya saja yang sering diberitakan di media massa.

Padahal banyak sekali sebuah komunitas memanfaatkan jejaring sosial untuk menginformasikan sesuatu secara cepat, efektif, efisien, dan murah. Lebih murah dari pesan berantai lewat SMS.

Peristiwa saat saya diadukan kepada kepala sekolah terjadi ketika saya harus berurusan dengan pekerjaan yang memang harus membuka jejaring sosial, karena dari jejaring sosial ini para pengurus biasanya menyampaikan info terupdate. Kalau sehari saja saya tidak membuka, maka saya akan tertinggal banyak info.

Kelase.com mungkin bisa mengubah cara pandang para pendidik yang selama ini sangat apriori dengan adanya jejaring sosial. Kelase seperti sebuah organisasi sekolah online. Sebuah organisasi tentu ada tujuan, anggota, pengurus, dan kerjasama. Kelase di sebuah sekolah bertujuan untuk memajukan pendidikan, meningkatkan mutu pembelajaran, meningkatkan kerjasama antar anggota sekolah. Anggota dari kelase adalah siswa, guru, dan orang tua. Seperti sebuah organisasi yang ada pengurusnya, kelase juga mempunyai seorang admin.

Dalam kelase sebuah sekolah, semua guru, siswa, dan orang tua akan memiliki sebuah akun kelase. Sehingga di mana pun guru, siswa, dan orang tua bisa saling berkomunikasi. Dan yang paling utama, kelase dapat menjadi media bagi pembelajaran.

Efek dari adanya kelase, kesenjangan antara pendidik yang melek IT dan pendidik yang “bunet” akan semakin berkurang. Mungkin peristiwa guru melaporkan guru lain yang sedang membuka jejaring sosial ini tidak akan terjadi lagi. Minimal tidak apriori, tidak anti jejaring sosial.

Inilah ilmu yang saya dapat dari mengikuti pelatihan online Mobile Learning dengan Kelase sesi 2. Sesi selanjutnya dapat pengetahuan apa lagi ya? Pasti lebih menarik.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun