Model ini tidak hanya menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, tetapi juga meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi mereka yang berkontribusi pada industri pariwisata di destinasi Tanjung Puting. Dengan mengakui dan memberdayakan masyarakat lokal, ekowisata dapat menjadi sarana efektif untuk mendukung konservasi alam dan meningkatkan kesejahteraan sosial di daerah tersebut.
Berdasarkan data dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Kotawaringin Barat yang menaungi para pekerja pariwisata di destinasi Tanjung Puting memiliki jumlah pemandu wisata penuh waktu terbanyak (210 orang) dari seluruh destinasi wisata lainnya di wilayah Pulau Kalimantan yang menjadi bagian NKRI.
Dinas Pariwisata Kabupaten Kotawaringin Barat pada 2020 mencatat ada lebih dari 60 Biro Perjalanan Wisata (BPW) lokal, 128 juru masak, 300 orang crew kapal wisata, 210 orang pemandu wisata, dan lebih dari 1500 pekerja pariwisata dan ekonomi kreatif langsung maupun tidak langsung di destinasi Tanjung Puting yang terkena dampak pandemi global COVID-19, dan keseluruhannya adalah masyarakat lokal.
Kompromi Ideal
Ekowisata mempromosikan partisipasi aktif wisatawan dalam upaya pelestarian, edukasi lingkungan, dan mendukung prakarsa lokal untuk menjaga keanekaragaman hayati dan warisan budaya. Dengan mengintegrasikan aspek-aspek ekologis, sosial, dan ekonomi, ekowisata menciptakan hubungan simbiosis antara pengembangan pariwisata dan keberlanjutan, menjadikannya model yang berkelanjutan dan memperhitungkan dampak jangka panjang.
Perjalanan ekowisata di destinasi Tanjung Puting merefleksikan rasio kemanfaatan yang jelas dibandingkan dengan kegiatan penambangan ilegal dan penebangan liar di sekitarnya, begitu pula dampak ekonomi konkret yang didapatkan masyarakat. Ekowisata memberikan kontribusi positif terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati, dan mencegah kerusakan ekosistem dari kegiatan ekplorasi alam yang berlebihan. Melalui ekowisata, pendapatan yang dihasilkan dapat memberikan sumber daya ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.