Kegiatan ekowisata terus berkembang dan mampu memberikan lapangan pekerjaan untuk banyak orang. Bagi masyarakat lokal khususnya di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, semua ini tidak lepas dari sejarah dan jasa beliau.
Penghargaan
Menjadi ilmuwan terkemuka atas berbagai karya dan dedikasinya, Birute Galdikas yang berasal dari keluarga berdarah asli Lithuania ini telah menerima banyak sekali pengakuan dan penghargaan baik di skala nasional maupun kaliber internasional:
- Kalpataru (Indonesia)
- Tyler Prize for Environmental Achievement
- Institute of Human Origins Science Award
- Officer, Order of Canada
- PETA Humanitarian Award
- United Nations Global 500 Award
- Sierra Club Chico Mendes Award
- Eddie Bauer Hero for the Earth
- Queen Elizabeth II Commemorative Medal (Canada)
- Chevron Conservation Award
- Pride of Lithuania Award
- Gold Medal for Conservation, Chester Zoological Society (UK)
- Explorer and Leadership Award, Royal Geographic Society of Spain
- Queen Elizabeth II Jubilee Medal (Canada)
- Satya Lencana Pembangunan (Indonesia)
Beliau juga telah tampil dan diliput berbagai media internasional baik cetak maupun elektronik, menjadi tokoh utama banyak film dokumenter dunia terkait konservasi orangutan, perlindungan alam & satwa liar, serta perjalanan hidupnya yang inspirasional.
Salah satu dokumenter terkenal yang beliau bintangi adalah Born To Be Wild 3D (2011) yang diputar secara resmi di 26 negara dan dinarasikan langsung oleh aktor top Morgan Freeman, sang "Voice of God".
Ibu Profesor
Kala pertama kali tiba di Indonesia akhir 1971 silam, Birute Galdikas berstatus sebagai peneliti asing dan warga negara Kanada.
Seiring perjalanan hidup dan kecintaan beliau terhadap Kalimantan dan Indonesia, beliau telah menerima kewarganegaraan penuh dari pemerintah Republik Indonesia. Bahkan bagi masyarakat lokal yang mengenal dan tahu akan sosok beliau, panggilan akrab bagi beliau adalah "Ibu Profesor".
Beliau menikah dengan Pak Bohap (Alm), seorang tokoh dari suku Dayak Pasir Panjang yang pernah menjadi asisten penelitian beliau dan memiliki pengetahuan alami luar biasa tentang flora serta fauna di hutan Kalimantan.
Mendiang suami beliau ini juga adalah salah satu pendiri Orangutan Foundation International (OFI), dan sosok 'Panglima lapangan' yang sangat penting dalam membantu riset serta upaya-upaya konservasi yang beliau jalankan.