Mohon tunggu...
Khusfatun Khasanah
Khusfatun Khasanah Mohon Tunggu... -

saya harus terus belajar, pantang menyerah...Go..........

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Kalau PTK Dilakukan Bukan Guru?

12 November 2010   09:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada prinsipnya PTK merupakan penelitian di kelas, maka pelaksanaan PTK harus dilakukan oleh guru yang ada di kelasnya. Kemudian yang jadi pertanyaan, bagaimana jika PTK dilakukan oleh peneliti yang bukan guru di kelas itu?. Menurut saya sah-sah saja jika pelaksanaannya sesuai dengan syarat,kaidah, prinsip DAN prosedur  PTK. Ibarat dalam dunia kesehatan, peneliti sebagai dokter yang harus mengamati, menganalisa, mendiagnosis dan memberikan obat bagi guru sebagi penderita.

Banyak fenomena di lapangan yang menunjukkan bahwa guru sulit untuk mengakui bahwa dalam melakukan pembelajaran di kelasnya bermasalah. Hal ini didasarkan pada asumsi mereka yang selalu datang untuk mengajar dan menjelaskan pada peserta didiknya dan tidak pernah meninggalkan kelasnya tidak bermasalah.   Kemudian yang jadi pertanyaan, bagaimana ketercapaian kompetensi siswa dalam pembelajaran tersebut?. Tentunya mereka akan mendapat jawaban setelah mereka melakukan evaluasi, ternyata nilai rata-rata peserta didik masih di bawah KKM dan hasil penilaian proses, sebagianpeserta didik rata-rata mendapat nilai C. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan hasil belajar siswa itu bermasalah, sehingga peserta didik tidak dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.

Dengan demikian, kita akan berfikir jernih  lagi untuk mengatakan bahwa PTK boleh dilakukan kolaboratif antara peneliti dengan guru. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur-prosedur yang tepat, misalnya : peneliti datang ke kelas dan melakukan observasi dan wawancara dengan guru kelas sehingga menemukan masalah kemudian  berdiskusi dengan guru untuk meggali permasalahan dan mencari data-data yang relevan, peneliti dan guru berdiskusi untuk mendiagnosis penyebab masalah yang ada, peneliti membuat perencanaan tindakan atau solusi pemecahan masalah (p[eneliti dianggap sebagi ahli yang menawarkan solusi),  peneliti menunjukkan dan mendiskusikan perencanaannya dengan guru untuk mendapat masukan, selanjutnya guru dan peneliti berkolaborasi melaksanakan tidakan penelitian untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian di dalam pelaksanaannya guru dan peneliti selalu bekerja sama dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan evaluasi-refleksi  yang selalu berkelanjutan dengan didukung dengan teman sejawat sebagai pengamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun