Mohon tunggu...
Annisa Socadevia
Annisa Socadevia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa gizi fkm unair 2020

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Merokok, Siapa yang Rugi?

8 Januari 2022   20:34 Diperbarui: 8 Januari 2022   20:40 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dapat dikatakan, rokok merupakan sumber masalah kesehatan di dunia dampaknya bisa menimbulkan banyak permasalahan akibat merokok. Seperti yang kita ketahui, merokok bisa menyebabkan penyakit seperti kanker paru, stroke, dan penyakit jantung koroner dan masih banyak lagi, tentu saja hal ini disebabkan oleh zat kimia yang bersifat toxic yang menyusun komposisi rokok itu sendiri. Melalui penelitian Hammado (2014) tentang pengaruh rokok terhadap kesehatan dan pembentukan karakter manusia, rokok bukan saja menyebabkan masalah kesehatan fisik tapi juga kesehatan psikis. Menurut Hammado kebiasaan merokok yang bersifat adiktif bisa menyebabkan terbentuknya sifat egois dari para penikmat rokok.

 WHO (2008) memperkirakan jumlah perokok di dunia sebanyak 2,5 milyar orang dengan dua per tiga nya berada di negara berkembang. Paling sedikit satu dari empat orang dewasa adalah perokok di negara berkembang. Bahkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2021) persentase merokok pada penduduk usia 15 tahun ke atas cenderung meningkat dari tahun sebelumnya, utamanya usia produktif yaitu 25-29 tahun.

Perlu diketahui, bukan sekedar kesehatan maupun psikologis yang bisa dirasakan seseorang akibat merokok tetapi juga dampak tidak langsung ikut menyerang akibat merokok. Konsumsi rokok yang meningkat semakin memberatkan beban penyakit dan bertambahnya angka kematian akibat rokok. Per tahun 2019 kerugian yang diakibatkan oleh rokok tembus sepertiga dari PDB dan seperlima dari total APBN Indonesia saat itu, dikutip dari diskusi Antara Balitbang Kesehatan KEMENKES. Hal itu setara dengan Rp 4200 triliun untuk PDB dan sebesar Rp 375 triliun untuk APBN. BPJS kesehatan juga ikut menanggung kerugian sebesar Rp10,5 triliun untuk penyakit jantung yang disebabkan konsumsi rokok pada tahun 2018.

Kesehatan, Ekonomi, Sosial dan Politik menjadi lingkaran tak berujung yang mendapatkan dampak dari merokok. Bisa dibayangkan, rokok dengan mudahnya menghilangkan nyawa tanpa memandang usia. Melalui pendekatan biaya kesehatan dapat ditinjau mencakup biaya langsung maupun tidak langsung, biaya langsung meliputi biaya yang perlu dikeluarkan untuk membeli rokok maupun biaya kesakitan setelah konsumsi rokok sedangkan biaya tidak langsung berupa kehilangan sumber daya lain, seperti waktu dan produktivitas yang hilang akibat sakit dan disabilitas. Orang yang sakit sedikit kemungkinan bisa melakukan pekerjaan karena ketidakberdayaan fisik. Sebut saja usia orang tersebut 25 tahun dan sudah kesakitan akibat rokok padahal usianya masih muda dan secara usia merupakan usia produktif untuk bisa mendapat kesuksesan dalam karir, pendapatan bisa dihitung sisa usia produktif dikalikan UMR, bukankah begitu banyak kerugian yang didapat?

Kematian memang ditakdirkan setiap individu merasakan, namun bukankah menjaga diri adalah bukti rasa cinta pada diri?

Don't burn your cash, quit smoking!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun