Mohon tunggu...
Galih Satria H
Galih Satria H Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Belajar menulis

ASN milineal yang sangat mendambakan proses kerja terbuka terhadap fleksibilitas,kreatifitas,dan inovasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Asuransi Pendidikan, Media Pengurang Angka Anak Putus Sekolah

9 Agustus 2016   11:35 Diperbarui: 9 Agustus 2016   11:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah salah satu pembentuk kekuatan anak bangsa.Semakin rendah angka anak putus sekolah di suatu negara maka semakin maju pula negara tersebut.Contohlah negara maju seperti AS,Israel,china,Jepang,dan Jerman,negara ini menggratiskan anak-anak untuk dapat menamatkan sekolah sampai setara SMA.

Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi di negara kita Indonesia dimana angka anak putus sekolah masih tinggi.UNICEF mencatat ada 2,5 juta anak Indonesia yang mengalami putus sekolah di tahun 2014,faktor kemiskinan atau tidak mampu membiayai sekolah adalah alasan yang paling dominan.Miris, sangat miris memang masa depan anak menjadi suram ketika mereka tidak mendapatkan pendidikan yang layak.

Yang membuat saya lebih merasa miris lagi adalah ketika para orang tua mereka mengaku tidak punya uang untuk biaya sekolah tetapi si bapak tiap hari membeli ROKOK.Hitung-hitung aja sebungkus rokok paling murah 10 rb,kalau andaikata si Bapak mnghabiskan rokok sebanyak 2 bungkus per hari ,berarti tiap hari si Bapak mengeluarkan uang 20 ribu rupiah cuma untuk membeli rokok,jadi per bulan si Bapak mengeluarkan Rp 600.000 untuk membeli rokok.Apa ini yang dinamakan tidak mampu membiayai pendidikan anak?

Untuk mengatasi permasalahan anak putus sekolah tersebut,perusahaan asuransi berbondong bondong mengeluarkan produk Asuransi Pendidikan.Produk Asuransi Pendidikan tersebut memilik premi yang sangat terjangkau,daripada untuk membeli rokok,kenapa si Bapak tidak menabung saja uang rokok tersebut dan mengasuransikan pendidikan anaknya.

Apalagi,biaya pendidikan tiap tahun selalu mengalami kenaikan,dan apabila biaya pendidikan naik maka angka anak putus sekolah juga akan ikut naik.Berapa ratus ribu anak di Indonesia yang akan kehilangan masa depannya?Apa tega kita biarkan anak-anak kita tidak memiliki masa depan hanya gara gara tidak sekolah,sedangkan kita sendiri dengan seenaknya menghambur hamburkan uang hanya untuk yang tidak bermanfaat seperti beli rokok,miras,judi,dan yang lainnya.

Kalau toh orang tua tidak memiliki pendapatan yang tetap sehingga tidak mampu membayar sekolah,setidaknya masih bisa tercover dari produk asuransi pendidikan yang kita beli dari perusahaan Asuransi yang mana uang untuk membayar premi tersebut berasal dari uang yang seharusnya dibelanjakan untuk rokok.Si Anak jadi bisa bersekolah lagi karena biaya pendidikannya tercover dari asuransi,sementara Si Bapak menjadi sehat karena secara otomatis berhenti merokok.

Seandainya saja pemikiran ini bisa menyadarkan bapak-bapak perokok aktif yang memiliiki anak yang masih umur sekolah yang mereka bilang tidak mampu membiayai sekolah anaknya,maka berapa anak yang masa depannya dapat diselamatkan berkat Asuransi Pendidikan?

Jadi daripada untuk beli Rokok alangkah baiknya kita mulai memikirkan masa depan anak dengan ikut membeli produk asuransi pendidikan sehingga ketika benar-benar mengalami kesulitan keuangan,maka pendidikan anak masih bisa dicover oleh pihak asuransi.

facebook : www.facebook.com/galihsatriasurput

twitter : @satriahutama26

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun