Mohon tunggu...
Fveary
Fveary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Arc

Arc ꝏ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Beda? Spesial? Superior?

24 Februari 2023   22:28 Diperbarui: 24 Februari 2023   22:37 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image source: redbubble.com

Terkadang kita sebagai manusia ingin merasa berbeda atau ingin menjadi spesial (dalam konteks seperti ingin menunjukkan diri supaya diakui di lingkungan sosial) atau terkandang kita merasa ingin menjadi hebat dalam segala hal (superior), dalam kondisi itu seringkali perasaan terasa menjadi sangat tidak jelas atau buram. 

Pada saat dalam kondisi inferior atau rendah diri, salah satu hal yang mungkin terjadi yaitu kita berbicara pada diri kita sendiri bahwa kita bisa begini dan bisa begitu padahal mungkin pada kenyatannya kita tidak bisa melakukan hal itu. 

Hal tersebut disebut sebagai striving for superiority yang mungkin pada awalnya akan membuat berperasaan akan menjadi lebih bagus dan tidak jarang malah terasa termotivasi, tetapi perasaan yang mungkin setelahnya akan timbul adalah perasaan bingung sendiri tentang bagaimana hidup ini akan dibawa kemana. 

Kondisi bingung setelah termotivasi itu mungkin bisa terjadi ketika kita sebelumnya tidak pernah memikirkan tentang rencana-rencana hidup atau hal yang kita inginkan. 

Perasaan ingin menjadi superior atau berbeda dari yang lain atau ingin merasa di spesialkan itu terkadang mungkin bisa muncul karena posisi mental kita sedang inferior (tidak bagus/rendah diri). Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah perasaan rendah diri yang mendalam yang sebenarnya diciptakan oleh kita sendiri. 

Perasaan seperti itu kemungkinan bisa muncul karena merasa iri pada orang lain atau saat kita ingin melakukan sesuatu tetapi tidak bisa melakukannya atau malu untuk melakukannya tetapi kita terus menyesali mengapa tidak melakukan hal itu atau terus terusan memikirkan hal tersebut yang biasanya akan memunculkan perasaan inferior atau rendah diri. 

Saat dalam kondisi inferior ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu dengan cara fokus untuk melupakan hal itu, untuk melupakan hal itu kita perlu alasan supaya bisa melupakan hal itu dengan cepat, salah satu alasan yang bisa dipakai dalam kondisi apapun adalah alasan bahwa hal itu merupakan hal yang tidak penting untuk dipikirkan. 

Jika saat berusaha melupakan hal yang membuat merasa inferior itu kita berpikir perspektif lain dari hal yang kita pikirkan dan dirasa itu merupakan hal yang penting dibahas, maka kita bisa fokus untuk membahas hal itu dalam pikiran kita. Karena hal itu bisa membuat kita melupakan hal yang membuat perasaan inferior kita muncul. Salah satu cara lain yang mungkin bisa dilakukan dengan melakukan aktifitas fisik seperti olahraga atau sekedar bergerak secara acak.

Saat kita memiliki gagasan yang menurut kita baru atau beda dan kita terus-terusan berbangga diri terhadap hal itu kemungkinan bisa membuat diri kita menjadi spesial, lalu hal yang selanjutnya yang kemungkinan terjadi adalah kita merasa superior karena kita merasa menemukan hal baru yang kita rasa itu merupakan sebuah gagasan yang tidak dipikirakan oleh orang lain. 

Kenyataannya pada saat kita memiliki gagasan baru itu ada sebuah proses yang terjadi didalam pikiran kita, yaitu pikiran kita menggabungkan dari berbagai referensi yang akhirnya seolah-olah menghasilkan sesuatu yang baru, tetapi pada dasarnya itu adalah hal yang sama. 

Referensi referensi itu didapat sesuai dari informasi yang kita miliki, informasi yang kita miliki itu didapatkan dari berbagai macam sumber. Terkadang walaupun kita sekedar hanya mendengarkan tetapi informasi itu tetap masuk dalam memori tubuh kita. Tetapi jika suatu saat kita sedang berpikir dan kita fokus pada pembahasan yang kita pikirkan maka memori yang kita dapat hanya sekedar dari mendengarkan dan tidak berusaha untuk mengingatnya akan muncul. Lalu jika sesuatu yang seolah olah baru itu merupakan sebuah hasil dari penggabungan referensi, maka darimana sumber awal semua referensi itu? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun