Mohon tunggu...
Fveary
Fveary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Arc

Arc ꝏ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kepercayaan dan Keyakinan

23 Februari 2023   11:42 Diperbarui: 23 Februari 2023   11:52 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: pinterest/brainpickings.org

Sebagai manusia kita memiliki sesuatu yang bernama Kepercayaan atau Keyakinan, kepercayaan atau keyakinan didapatkan dari berbagai informasi yang kita miliki. Kita bisa percaya atau yakin terhadap suatu informasi tersebut karena ada sebuah dasaran atau keyakinan dasar yang kita miliki, keyakinan dasar yang kita miliki biasanya ditentukan dari gaya hidup dan/atau pola pikir kita. Pola pikir biasanya diadaptasi dari lingkungan kita dan tidak jarang kita bisa merubah pola pikir tersebut seiring dengan banyaknya informasi yang kita terima. Terkadang kita bisa mempercayai sebuah informasi berdasarkan perasaan yang kita dapati saat kita menerima informasi tersebut.

 Perasaan tersebut muncul bukan hanya semerta merta muncul, tetapi karena tubuh kita sudah memiliki sebuah program dimana bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Program yang berada di tubuh kita ini sudah lama ada saat kita bayi, program tersebut didapatkan dari gen tubuh dan dari awal bahkan sebelum kita lahir. 

Di dalam Islam terdapat kepercayaan yang Bernama takdir, takdir ini sudah ditentukan oleh Allah SWT (Subhanahu wa ta'ala yang memiliki arti Mahasuci dan Maha tinggi) sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi “Rasulullah SAW bersabda: "Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim).” Saat kita sedang dalam rahim takdir yang sudah dituliskan Allah SWT dituliskan kembali oleh malaikat (wallahu a’lam bishawab yang berarti hanya Allah yang mengetahui kebenarannya), takdir yang dituliskan berisi tentang empat perkara yaitu penetapan rizkinya, ajalnya, amalnya dan nasib celaka dan/atau nasib keberuntungannya “Dari Abu Abdirrohman, Abdulloh bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang orang yang jujur dan terpercaya: "Sesungguhnya setiap manusia dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu itu juga (empat puluh hari). Dalam waktu itu juga diutuslah Malaikat untuk meniupkan ruh padanya dan juga diperintahkan menulis empat perkara: Menulis rezekinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. 

Maka demi Allah tiada Ilah selain-Nya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan amalan penduduk surga dan amalan itu mendekatkannya ke surga sehingga jarak antara dia dan surga kurang satu hasta, namun karena telah ditetapkan baginya ketentuan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk neraka sehingga dia masuk ke dalamnya. Dan sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan amalan penduduk neraka dan amal itu mendekatkannya ke neraka sehingga jarak antara dia dan neraka hanya kurang satu hasta, namun karena telah ditetapkan baginya ketentuan atas dirinya, lalu dia melakukan amalan penduduk surga sehingga dia masuk ke dalamnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).”

Takdir bisa diubah melalui do’a dan usaha, ketika kita bersungguh sungguh ingin berubah menjadi pribadi yang kita yakini adalah sebuah kepribadian yang lebih baik dari kita yang sekarang maka itu akan bisa terjadi dan akan banyak sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita akan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dalam tubuh manusia ketika kita sudah menetapkan ingin melakukan sesuatu dengan sungguh sungguh maka tubuh akan mempersiapkan dan memberikan ide tentang bagaimana cara meraih atau mencapai apa yang kita inginkan, tentunya ide-ide tersebut bisa muncul karena dari informasi yang dimiliki oleh tubuh kita. Terkadang dalam proses merubah kepribadian terjadi sebuah kebingungan yang dikarenakan kita melakukan hal yang diluar kebiasaan dan tidak jarang juga kita malah kebingungan sendiri mengapa kita bingung. 

Pada saat dalam kondisi tersebut kita harus menenangkan tubuh dan mental kita. Menenangkan tubuh bisa dilakukan dengan pengaturan nafas panjang sedangkan untuk menenangkan mental bisa dilakukan dengan kita memikirkan kata kata yang sekiranya bisa menenangkan diri kita. Kata kata yang menenangkan diri kita bisa didapatkan dari apa yang kita yakini dan kita memiliki makna tersendiri mengenai kata kata tersebut. 

Penenangan mental baik dilakukan bersamaan dengan penenagan tubuh atau setelah penenangan tubuh. Saat sudah tenang tanyakanlah pada diri sendiri mengapa kita bingung dan fokuslah berpikir tentang hal itu, lama kelamaan kita akan menemukan mengapa kita bingung terhadap kebingungan di awal. Awal munculnya kebingungan tersebut bisa dikarenakan kita lupa mengingatkan tubuh dan mental kita tentang mengapa kita melakukan sesuatu yang kita inginkan dalam kasus ini keinginan kita adalah ingin merubah kepribadian yang kita yakini lebih baik dari kepribadian kita sekarang. 

Kebingungan tersebut bisa juga terjadi karena kita tidak bisa melupakan kebingungan yang lama kelamaan akan menumpuk. Jika kita ingin melupakan sesuatu, bisa dilakukan dengan cara mengingatkan pada diri kita sendiri bahwa membingungkan sesuatu yang kita bingungkan itu merupakan pembuangan waktu atau pemborosan waktu dan fokuslah untuk melupakan sesuatu itu. Dalam melakukan perubahan tidak jarang kita mengucapkan tentang apa yang kita inginkan, di dalam agama Islam terdapat Surat dari Al-Qur’an dan juga Hadits yang menjelaskan bagaimana ucapan bisa mempengaruhi tentang apa yang akan terjadi sesuai arti kata yang kita ucapkan dan yakini

Q.S. (33) Al-Ahzab: Ayat 70-71

(70) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

(71) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun