Kota Surabaya menyimpan cerita tentang masa-masa penting sejarah, tetapi adakah yang masih mengingatnya? Warisan leluhur perlahan tenggelam, tersisih oleh derasnya arus modernisasi.
Namun Museum Surabaya Siola menyanggahnya, museum yang diresmikan oleh Walikota Surabaya Eri Cahyadi pada Selasa (6/08/24). Mempersembahkan wajah baru dikala derasnya arus modernisasi. Berkat penerapan Teknologi Imersif LZY, museum ini sukses memberikan pengalaman baru yang memikat bagi para pengunjung.Â
Tidak hanya sekadar koleksi bernilai sejarah dan budaya, Museum Surabaya Siola kini menghidupkan masa lalu dengan sentuhan teknologi canggih.
Teknologi imersif LZY memberikan pengalaman baru terhadap pengunjung dengan merasakan pengalaman langsung seolah-olah berada di masa lalu. Dengan adanya bantuan perangkat Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), Museum Surabaya Siola juga menyajikan perjalanan dari masa lalu menuju masa depan.Â
Salah satu fitur favorit yaitu perkembangan alat tranposrtasi dari Masa Belanda-Jepang, lalu Masa Pasca Kemerdekaan, hingga ke Masa Kini.
Melalui Teknologi Imersif LZY menciptakan pengalaman baru dalam menikmati sejarah lintas waktu kepada pengunjung, serta menjadikan sejarah lebih hidup dan terasa nyata dibandingkan museum konvensional.
Tidak dapat disanggah, minat masyarakat, terutama generasi muda terhadap museum sering kali dianggap menurun. Penerapan Teknologi Imersif lZY terhadap Museum Surabaya Siola telah membuktikan sebaliknya. Melalui pendekatan interaktif dan berteknologi canggih, Museum Surabaya Siola sukses menjangkau segmen yang lebih luas hingga menjadi trend dikalangan generasi muda.Â
Kehadiran Teknologi Imersif LZY di Museum Surabaya Siola tidak hanya meningkatkan jumlah pengunjung, tetapi juga mendukung program pemerintah dalam mempromosikan pariwisata berbasis sejarah dan budaya. Terlebih lagi, akses masuk yang mudah dan gratis tanpa biaya membuatnya semakin menarik bagi pelajar dan mahasiswa.
Hal ini tentu berdampak positif bagi sektor Pendidikan Indonesia, terutama literasi sejarah dan budaya yang memperkuat pemahaman generasi muda terhadap identitas bangsa. Dan juga hal ini mendorong terwujudnya Generasi Indonesia Emas Tahun 2045.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H