Mohon tunggu...
Habibah
Habibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

perdagangan antar etnis di pare pare

7 Januari 2025   15:26 Diperbarui: 7 Januari 2025   14:26 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

oleh:habiba

Toleransi kasus perdagangan antar etnis di 

pare pare

Di kota pelabuhan Parepare, Sulawesi Selatan, perdagangan antar etnis menjadi contoh nyata bagaimana keberagaman bisa membawa manfaat besar. Sebagai pusat perdagangan strategis dengan akses ke Laut Sulawesi, Parepare menghubungkan berbagai kelompok etnis yang membawa tradisi, budaya, dan barang dagangan mereka.  Interaksi dalam perdagangan ini tidak hanya memperkuat ekonomi, tetapi juga menciptakan hubungan sosial yang harmonis. Orang-orang dari latar belakang yang berbeda bekerja sama, saling menghormati, dan menjadikan Parepare sebagai simbol keberagaman yang produktif di Indonesia.

Prinsip ini sejalan dengan pesan Surah Al-Hujurat (49:13), yang mengingatkan kita bahwa manusia diciptakan berbeda untuk saling mengenal dan menghormati. Nilai-nilai ini tercermin dalam kehidupan masyarakat Parepare, di mana perbedaan justru menjadi kekuatan untuk membangun kebersamaan. Selain itu, hak asasi manusia seperti yang dijamin dalam Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk bekerja dan berinteraksi tanpa diskriminasi. Di Parepare, nilai ini terlihat jelas dalam semangat toleransi yang terus terjaga. Dengan menghormati adat, budaya, dan agama masing-masing, perdagangan antar etnis di Parepare tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mempererat hubungan sosial. Parepare mengajarkan bahwa keberagaman bukanlah hambatan, melainkan peluang untuk tumbuh bersama dalam harmoni.

Penyebab terjadiny intoleran antar etnis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti :
1. Faktor Sosial
- Keberagaman Etnis di Parepare: Parepare dikenal sebagai kota yang memiliki keberagaman etnis, termasuk Bugis, Makassar, Toraja, dan pendatang dari daerah lain. Keberagaman ini menciptakan dinamika sosial yang kaya.
- Pengaruh Ayat Al-Qur'an: Dalam Surah Al-Hujurat (49:13), Allah SWT menegaskan pentingnya saling mengenal antar suku dan bangsa. Ayat ini mengajarkan toleransi dan mendorong interaksi positif antar etnis dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam kegiatan perdagangan.
2. Faktor Ekonomi
- Persaingan yang Sehat: Interaksi antar pedagang dari berbagai etnis menciptakan kompetisi yang sehat, sehingga meningkatkan kualitas barang dan layanan yang ditawarkan.
3. Faktor Budaya
- Pewarisan Tradisi Perdagangan: Etnis Bugis dan Makassar memiliki tradisi perdagangan yang kuat. Nilai-nilai budaya seperti kejujuran dan tanggung jawab menjadi landasan utama dalam berdagang.
  4. Dukungan Religius dan Konstitusional
- Hak Asasi Manusia: Pasal 28E ayat (2) UUD 1945 menegaskan kebebasan untuk memilih pekerjaan, yang relevan dalam konteks perdagangan antar etnis. Hal ini memberikan landasan hukum untuk mendorong kesetaraan dan kebebasan dalam perdagangan.

Respon masyarakat terhadap toleransi antar etnis merupakan indikator yang jelas tentang seberapa dalam pemahaman mereka terhadap nilai keberagaman. Ketika masyarakat dapat hidup berdampingan dengan harmonis tanpa terjebak pada perbedaan etnis, hal ini menunjukkan bahwa mereka menghargai keberagaman dan menganggapnya sebagai kekayaan dalam kehidupan bersama. Toleransi yang terinternalisasi dengan baik akan tercermin dalam sikap saling menghormati, bekerja sama, serta menjaga hubungan yang harmonis antar individu dari berbagai latar belakang etnis.

Namun, jika masyarakat masih terjebak dalam konflik atau diskriminasi, ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap pentingnya toleransi masih belum sepenuhnya berkembang. Ketidakharmonisan antar etnis sering kali menjadi cerminan dari kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang bagaimana menghargai perbedaan. Oleh karena itu, penting untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pendidikan, dialog antar kelompok, serta pemberdayaan agar nilai toleransi bisa benar-benar diterima dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari.

Tindakan Pemerintah dalam Meningkatkan Toleransi Etnis: Sebuah Pandangan

Toleransi etnis merupakan fondasi penting bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis di Indonesia. Pemerintah memiliki peran sentral dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kerukunan antar suku, agama, dan budaya. Berikut adalah beberapa langkah strategis yang telah dan sebaiknya dilakukan pemerintah untuk memperkuat toleransi etnis di Indonesia:  
1. Pembentukan Undang-Undang dan Kebijakan Inklusif
Pemerintah perlu menggarisbawahi pentingnya perlindungan terhadap hak individu melalui peraturan yang tegas. Contohnya adalah undang-undang yang menjamin kebebasan beribadah sesuai kepercayaan masing-masing dan kebijakan tenaga kerja yang inklusif, sehingga setiap orang memiliki kesempatan yang sama dalam dunia kerja tanpa diskriminasi. Dengan kebijakan ini, keadilan sosial dapat tercapai dan rasa percaya antar kelompok dapat terbangun.
2. Program Pendidikan Toleransi dan Kerukunan
Pendidikan adalah kunci utama untuk membentuk pola pikir masyarakat yang inklusif. Materi pelajaran yang mengenalkan keberagaman budaya dan agama di sekolah, ditambah dengan pelatihan bagi para pendidik, dapat membantu generasi muda memahami nilai-nilai toleransi sejak dini. Guru yang terlatih dalam mengajarkan toleransi dengan pendekatan yang bijak akan menjadi agen perubahan yang efektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih terbuka.  
3. Penyuluhan dan Dialog Antar Agama dan Etnis
Menciptakan ruang dialog antara pemimpin agama dan tokoh etnis adalah langkah penting untuk membangun rasa saling pengertian. Pemerintah dapat memfasilitasi kegiatan seperti diskusi lintas agama atau festival budaya bersama, yang menjadi wadah untuk saling mengenal dan mempererat hubungan antar komunitas. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat kohesi sosial, tetapi juga membantu meredam potensi konflik.
4. Pembangunan Infrastruktur untuk Menghubungkan Kelompok Etnis
Pembangunan fisik juga memainkan peran signifikan dalam meningkatkan interaksi antar kelompok. Infrastruktur seperti pasar, pusat komunitas, atau fasilitas olahraga bersama memungkinkan masyarakat dari berbagai latar belakang untuk bertemu, berkolaborasi, dan membangun hubungan yang erat. Hal ini akan memperkuat solidaritas antar kelompok etnis dan agama.

Perdagangan antar etnis di Parepare mencerminkan harmoni dalam keberagaman yang memperkuat ikatan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat. Dalam interaksi ini, nilai-nilai Islam yang menekankan keadilan dan kebersamaan, serta landasan konstitusional yang melindungi hak setiap individu, menjadi pilar penting. Kolaborasi yang terjalin tidak hanya menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi, tetapi juga membangun solidaritas yang kokoh di tengah perbedaan. Hal ini membuktikan bahwa dengan saling menghargai dan bekerja sama, masyarakat dapat berkembang secara inklusif, baik sebagai individu maupun komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun