Mohon tunggu...
Almanico Islamy Hasibuan
Almanico Islamy Hasibuan Mohon Tunggu... Bankir - Saya adalah Forever Blues.

Saya hobi menulis dan bermain sepak bola seperti Eden Hazard.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Water-Diamond Paradox dan ESQ (Emotional Spiritual Quotient) serta Penerapannya

7 Juli 2022   19:20 Diperbarui: 7 Juli 2022   19:31 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jika kita sekilas membaca judulnya, sedikit dari kita mungkin tidak tahu. Bagi anak ekonomi, Water-Diamond Paradox mungkin sudah pernah didengar sebelumnya. ESQ juga mungkin sudah awam bagi kita. Pada artikel ini, saya ingin mengaitkan dari dua hal tersebut dan bagaimana penerapannya di kehidupan kita sehari-hari dan yang akan datang.

 Pertama, kita akan membahas Water-Diamond Paradox terlebih dahulu. Paradoks ini sering dibahas oleh para ekonom terutama terkait pembahasan sumberdaya. 

Paradoks ini intinya adalah kontradiksi antara air dengan berlian, di mana air merupakan sesuatu yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup kita namun memiliki harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan berlian yang memiliki harga yang jauh lebih mahal tetapi tidak terlalu dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup kita. Hal ini dapat dijelaskan dengan biaya perolehannya. Biaya perolehan berlian jauh lebih mahal daripada biaya perolehan air bersih. 

Hal inilah yang memunculkan paradoks ini. Biaya perolehan yang mahal membuat harga berlian juga mahal. Kita dapat membayangkan jika berlian sangat mudah didapatkan, harganya pasti akan menurun drastis. Hal ini sama dengan air, air sangat mudah untuk kita dapatkan sehingga harganya juga terjangkau.

Jika kita sedikit berpikir ke belakang, air dulunya gratis dan tanpa bayar. Air kemudian memiliki harga, bisa dalam bentuk kemasan maupun truk. Kita dapat menyimpulkan satu hal dari peristiwa ini. Air bersih sudah mulai sulit untuk kita dapatkan.

Kesulitan atau kelangkaan inilah yang membuat air pada akhirnya diberi label harga yang sebelumnya gratis. Bahkan, ilmuan sudah memprediksi bahwa dunia akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2025. Kelangkaan akan semakin meningkat, begitu juga dengan harganya. Harga air bisa jadi akan sama dengan harga berlian atau bahkan melewatinya.

Berdasarkan permasalahan di atas, ada satu pemikiran penting yang harus kita terapkan untuk mencegah kelangkaan tersebut. Pemikiran ini tidak hanya didasarkan oleh pemikiran ilmiah, tetapi juga dengan emosi dan spiritual. Di sini lah peran ESQ muncul. ESQ sendiri berarti kecerdasan intelijen, emosional, dan spiritual. Kecerdasan ini akan memberikan solusi bagi kita, salah satunya untuk mencegah terjadinya kelangkaan air.

1) Intelligence Quotient (IQ)

            Jika kita hanya menerapkan IQ dalam pemecahan masalah ini, kita hanya sebatas tahu dan hanya memberikan solusi tanpa dijalankan dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita hanya menganggap kelangkaan air bersih itu tidak boleh sampai terjadi, namun tidak menerapkannya di kehidupan kita sehari-hari.

2) Emotional Quotient (EQ)

            Jika kita menerapkan IQ dan juga EQ, kita tahu, memberikan solusi, dan menerapkannya di kehidupan kita sehari-hari. Tahapan ini sudah sangat bagus dan memberikan banyak kontribusi terhadap pencegahan kelangkaan air bersih. Kita tahu dan melakukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun