Mohon tunggu...
Almanico Islamy Hasibuan
Almanico Islamy Hasibuan Mohon Tunggu... Bankir - Saya adalah Forever Blues.

Saya hobi menulis dan bermain sepak bola seperti Eden Hazard.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Masyarakat sebagai Salah Satu Kunci Pelestarian Lingkungan

6 Juli 2022   11:30 Diperbarui: 6 Juli 2022   11:33 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Budaya masyarakat sangat amat beragam di tanah air kita ini. Beberapa dari mereka memiliki ciri khasnya masing-masing dan bahkan ada yang sangat bermanfaat bagi keberlanjutan lingkungan hidup. Namun, beberapa dari budaya masyarakat yang khas tersebut, beberapa dari mereka, sudah mulai luntur akibat perubahan zaman. Oleh karena itu, kita perlu melestarikan budaya-budaya tersebut, termasuk budaya yang dapat berkontribusi terhadap keberlangsungan lingkungan hidup.

            Salah satu dari budaya yang amat penting untuk lingkungan sekitar adalah budaya Lubuk Larangan di daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Budaya ini masih banyak diterapkan di desa-desa di daerah Tapanuli Selatan. Lubuk Larangan itu sendiri merupakan sebuah kegiatan di mana masyarakat sekitar lubuk atau sungai dilarang untuk mengambil sumberdaya dan beraktivitas di lubuk atau sungai tersebut. Masyarakat sangat mematuhi larangan tersebut dikarenakan kepercayaan masyarakat yang masih kental terkait hal-hal mistis, terlepas dari benar atau tidaknya. Bagi siapa yang berani melanggar larangan tersebut akan mendapatkan mala atau bencana baginya di kemudian hari. Lubuk Larangan itu sendiri juga memiliki seorang juru kunci untuk menjaga lubuk itu dari orang-orang yang ingin melanggar aturannya, namun hal ini hanya sebatas kepercayaan masyarakat sekitar. Belum bisa dibuktikan keilmiahannya, namun dengan kepercayaan ini masyarakat menjadi takut dan menjaga aturan tersebut.

            Lubuk Larangan juga memiliki masa aktifnya. Biasanya sekitar 3-4 bulan. Masyarakat sekitar lubuk akan berbondong-bondong membawa jaring, ember, kail pancing, dan peralatan ikan lainnya untuk bersama-sama memanen ikan yang sudah siap panen. Semua orang memakan ikan di hari itu.

            Manfaat budaya Lubuk Larangan terhadap kelestarian lingkungan hidup adalah menjaga ikan-ikan atau makhluk hidup yang ada di sungai dari eksploitasi berlebihan. Lubuk Larangan membiarkan ikan-ikan atau makhluk hidup di dalamnya berkembang biak dan setelah siap panen, lubuk bisa diambil manfaatnya. Hal ini mencegah masyarakat mengambil ikan-ikan yang masih kecil dan belum siap panen, sehingga populasi ikan tetap lestari dan terjaga.

            Manfaat lainnya juga dapat dilihat dari larangan aktivitas manusia di Lubuk Larangan. Masyarakat di desa masih sering mencuci baju dan mandi di sungai yang sangat berkontribusi untuk pencemaran air bersih. Lubuk Larangan membuat peristiwa ini berkurang. Masyarakat dilarang mencuci dan mandi di lubuk tersebut sehingga mencegah terjadinya pencemaran air oleh sabun dan deterjen. Pencegahan ini juga membantu semua makhluk hidup yang berada di sungai atau lubuk tetap terlindungi dari pencemaran.

            Masih banyak budaya-budaya masyarakat yang berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan, dengan menjaga budaya ini kita juga turut menjaga lingkungan hidup kita untuk generasi selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun