Mohon tunggu...
NUR AZISA HANISA
NUR AZISA HANISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menuju Dunia Bebas Wasting: Tantangan dan Solusi untuk Masa Depan Anak

23 Agustus 2024   09:16 Diperbarui: 23 Agustus 2024   09:17 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Wasting, atau kondisi di mana seorang anak mengalami kekurangan berat badan yang parah dalam waktu singkat, adalah salah satu bentuk malnutrisi akut yang paling mematikan. Fenomena ini tidak hanya menggambarkan kegagalan dalam memberikan nutrisi yang memadai, tetapi juga mencerminkan kelemahan sistem kesehatan, akses terhadap makanan, sanitasi, serta ketidakmampuan untuk melindungi kelompok paling rentan di dunia: anak-anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan target ambisius untuk mengurangi prevalensi wasting pada anak-anak di bawah usia lima tahun menjadi kurang dari 5% pada tahun 2025. Target ini merupakan bagian dari enam tujuan global yang diadopsi dalam rencana implementasi komprehensif untuk nutrisi ibu, bayi, dan anak-anak. Namun, tantangan dalam mencapai target ini sangat besar, mengingat kondisi saat ini di mana sekitar 52 juta anak di seluruh dunia masih mengalami wasting, dan 17 juta di antaranya dalam kondisi yang sangat parah.

Wasting bukan hanya tentang berat badan yang rendah; ini adalah indikator kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan dasar seorang anak. Anak-anak yang mengalami wasting tidak hanya menghadapi risiko kematian yang tinggi tetapi juga rentan terhadap masalah kesehatan jangka panjang, termasuk gangguan perkembangan fisik dan kognitif. Kondisi ini sering kali diakibatkan oleh kombinasi faktor-faktor seperti pemberian makan yang tidak memadai, infeksi berulang, lingkungan yang tidak sanitasi, dan akses terbatas ke layanan kesehatan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah kenyataan bahwa banyak anak yang mengalami wasting tidak mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. WHO memperkirakan bahwa kurang dari 15% anak-anak yang mengalami wasting menerima perawatan yang diperlukan. Ini menunjukkan adanya kesenjangan besar dalam penyediaan layanan kesehatan, terutama di negara-negara berkembang di Asia dan Afrika, di mana beban wasting tertinggi ditemukan.

Salah satu tantangan terbesar dalam mengatasi wasting adalah identifikasi dan penanganan yang tepat waktu. Wasting dapat terjadi dengan cepat, sering kali dipicu oleh kondisi darurat seperti bencana alam atau konflik, yang memperburuk situasi keamanan pangan dan akses ke layanan kesehatan. Di banyak negara berkembang, sistem kesehatan yang lemah dan kurangnya infrastruktur membuat deteksi dini dan penanganan wasting menjadi sulit.

Selain itu, ada tantangan dalam hal pendanaan dan alokasi sumber daya. Upaya untuk menangani wasting sering kali terpinggirkan dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang lebih terlihat, seperti stunting (pendek akibat kekurangan gizi kronis) atau obesitas. Padahal, wasting membutuhkan intervensi segera dan intensif, termasuk pemberian makanan terapeutik yang siap pakai, perawatan medis, dan dukungan gizi yang berkelanjutan.

Faktor lain yang turut berkontribusi adalah praktik pemberian makan yang tidak memadai, terutama pada masa awal kehidupan. Banyak ibu yang tidak mendapatkan dukungan atau informasi yang cukup mengenai cara memberikan ASI eksklusif atau pengenalan makanan pendamping yang tepat. Hal ini sering diperparah oleh kondisi ekonomi yang memaksa keluarga untuk mengandalkan makanan yang kurang bergizi.

Untuk mengatasi wasting secara efektif, diperlukan pendekatan yang terintegrasi dan berkelanjutan. Ini melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, pangan, air dan sanitasi, serta pendidikan. Salah satu kunci utama adalah memperkuat sistem kesehatan untuk memastikan bahwa semua anak yang membutuhkan dapat diidentifikasi dan mendapatkan perawatan tepat waktu. Penguatan kapasitas lokal dan desentralisasi layanan kesehatan, seperti yang dilakukan di Ethiopia, telah menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan akses dan efektivitas perawatan wasting.

Selain itu, upaya pencegahan juga harus ditingkatkan. Ini termasuk memastikan bahwa semua ibu memiliki akses ke informasi dan dukungan yang mereka butuhkan untuk memberikan nutrisi yang tepat bagi bayi mereka sejak lahir. Kampanye kesadaran dan edukasi mengenai pentingnya ASI eksklusif, pengenalan makanan pendamping yang tepat waktu, dan praktik pemberian makan yang sehat perlu ditingkatkan.

Intervensi nutrisi harus didukung oleh kebijakan yang kuat di tingkat nasional dan internasional. Ini termasuk memastikan bahwa program-program bantuan pangan, terutama dalam situasi darurat, difokuskan pada pemberian makanan yang kaya nutrisi yang dapat mencegah wasting. Selain itu, ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pendanaan global untuk program-program yang berfokus pada wasting, dengan tujuan untuk memperluas cakupan dan jangkauan layanan ke daerah-daerah yang paling membutuhkan.

Wasting adalah krisis kesehatan global yang memerlukan perhatian segera dan tindakan kolektif. Meski tantangan yang dihadapi sangat besar, ada harapan bahwa dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, dunia dapat mencapai target 2025 untuk mengurangi wasting secara signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun