Memasuki Hari Natal dan Tahun Baru, pemerintah kembali tak berdaya menurunkan harga daging di pasaran. Janji pemerintah untuk melakukan penetrasi pasar melalui kran impor, operasi pasar hingga pasar murah, tak kunjung menurunkan harga daging di bawah Rp 80.000 ribu per kilogram. Sejak lebaran lalu, baik sebelum dan sesudahnya, harga daging di pasaran, terutama di daerah asal penulis (Kendari) masih bertahan diangka Rp 110.000 hingga Rp 120.000 per kilogram.
Badan Urusan Logistik (Bulog) di daerah, sebagai lembaga yang bertanggung jawab melakukan distribusi daging, baik sapi maupun kerbau terkesan mengindahkan persoalan ini. Bukankah impor daging kerbau sebanyak 70.000 ton yang dilakukan Bulog sudah terealisasi sebanyak 48.000 ? Pertanyaannya, apakah impor tersebut sudah mampu meredam kenaikan harga daging sapi? Jika tidak, apa upaya selanjutnya yang akan dilakukan oleh pemerintah? apakah akan membiarkan tingginya harga daging tetap berlangsung hingga memasuki lebaran 2017 ?
Bagaimana dengan wacana impor daging sapi dari Spanyol ? apakah akan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. mengapa tidak memberdayakan sentra-sentra peternakan rakyat yang menjadi wilayah kerja Kementerian Pertanian. Meskipun gejolak harga disetiap hari raya selalu menjadi "kebiasaan", tetapi alangkah bijaknya program- program maupun upaya yang dilakukan selalu dievaluasi, tentu saja dengan melibatkan peternak dan asosiasi yang ada di setiap daerah.Â
24 Desember 2016
  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H