Mohon tunggu...
Ahmad Sidik
Ahmad Sidik Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

mahasiswa jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang berasal dari perkampungan nelayan di kabupaten Kendal Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ujian bagi Kenegarawanan Seorang Mahfud MD

23 Mei 2014   02:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:13 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebelum mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Capres yang diusung Partai Gerindra, PPP, PAN, PKS, PBB, dan Partai Golkar, Prabowo Subianto mengumumkan bahwa Ketua Tim Sukses Pemenangan Pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta adalah mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Benar saja, pengumuman tersebut menjadi shock therapy bagi banyak pihak. Termasuk bagi elit parpol pengusung pasangan Jokowi-Kalla.

Sontak, pro-kontra mulai merebak kemana-mana. Ada yang mendukung, tentu ada pula yang tidak mendukung. Tak kurang K.H. Anwar Iskandar, pengasuh Pesantren As-Saidiyah Jamsaren, Kediri, dan K.H. Agus Masruri, pengasuh Ponpes Krapyak Wedomartani, Yogyakarta dikabarkan mendukung keputusan Mahfud MD yang dikabarkan “menyeberang” ke kubu Prabowo-Hatta. Sedangkan pihak yang tidak mendukung salah satu diantaranya ialah mantan Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi.

Dibandingkan “larinya” dukungan Partai Golkar-apalagi Rhoma Irama-kepada pasangan Prabowo-Hatta, dukungan dari Mahfud MD lebih diwaspadai kubu Jokowi-Kalla. Pasalnya Mahfud MD merupakan salah satu tokoh nasional yang dikenal bersih, berintegritas, dan berani. Bukti shahihnya ialah saat dia memimpin Mahkamah Konstitusi. Dibawah kepemimpinannya Mahkamah Konstitusi dikatrol menjadi salah satu Lembaga Tinggi Negara yang disegani (sebelum kasus Akil Mochtar terkuak).

Ditambah lagi suara PKB naik signifikan salah satunya adalah karena Mahfud MD Effect, bukan Rhoma Effect (maaf untuk pendukung Bang Haji). Bisa saja prediksi hampir semua lembaga survey benar bahwa suara PKB pada Pileg 9 April terpuruk. Pasalnya Warga Nahdiyin-terutama Gusdurian-sudah muak dengan Ketua Umum PKB yang oportunistik dan menyingkirkan (menghianati) Gus Dur dari Parpol yang didirikannya (seperti nasib Bung Karno yang diperlakukan tidak baik diujung usianya oleh bangsanya sendiri). Untungnya disaat yang tepat Mahfud MD-yang bisa disebut sebagai salah satu kader NU terbaik saat ini-mengajak seluruh Warga Nahdiyin kembali ke rumah asli Warga Nahdiyin, yakni, PKB.

Sikap Mahfud MD “menyeberang” ke Prabowo-Hatta sesungguhnya belum final. Hal tersebut dikonfirmasi sendiri oleh yang bersangkutan meski namanya sudah tertulis sebagai Ketua Tim Sukses Pemenagan Prabowo-Hatta. Mahfud MD mengatakan akan mengambil sikap setelah meminta petuah dari para Kiai (sifat khas Warga Nahdiyin).

Apabila Mahfud MD pada akhirnya memilih tetap menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, maka-mau tidak mau-sikapnya akan dianggap sebagai perwujudan “sakit hati” terhadap kubu Jokowi-Kalla, terutama PKB. Akan tetapi bila Mahfud MD memilih tidak menjadi Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, maka “gelar” Negarawan-nya tetap dihormati masyarakat. Pada situasi ini, ke-Negarawan-an seorang Mahfud MD diuji. Kita nantikan saja hasil dari ujian tersebut nanti.

*Salam istimewa dari Jogja untuk Indonesia dan Dunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun