Kalimantan Timur adalah salah satu provinsi yang terletak di pulau Kalimantan. Kalimantan Timur mempunyai ibukota bernama Samarinda. Kota ini memiliki destinasi wisata yang sangat populer yaitu Tepi Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata. Pada penulisan essai feature ini, saya akan menceritakan pengalaman saya mengunjungi Tepi Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata.Â
Kedua tempat tersebut merupakan tempat terbaik untuk melihat matahari terbenam dengan jelas. Topik ini sangat relevan dengan kehidupan pembaca, karena zaman sekarang, banyak anak muda yang setiap sore pergi melihat matahari terbenam dengan tujuan menyegarkan pikiran. Anak-anak muda biasanya menikmati matahari terbenam di pantai atau di gunung. Essai ini dibuat dengan tujuan mengenalkan kepada remaja saat ini kepada destinasi wisata atau titik untuk melihat matahari terbenam yang bisa dikatakan berbeda dengan yang lain, yaitu melihat matahari terbenam di pinggir sungai dan menengenalkan bukit yang cocok untuk pendaki pemula. Esai ini berisi kronologi peristiswa, yaitu kronologi atau kisah bagaimana cara saya bisa mencapai Tepi Sungai Mahakam dan Puncak Suryanata, Â lalu deskripsi obyek yang mengungkapkan bagaimana keadaan kedua destinasi wisata tersebut, serta argumentasi yang berisi kesan dan pesan kedua destinasi wisata tersebut.Â
Menelusuri Tepi Sungai Mahakam
Perjalanan dimulai dari rumah saya yang ada Kulon Progo, Yogyakarta. Perjalanan saya ini dilakukan pada bulan Agustus 2020. Saya berangkat dari Bandara International Yogyakarta menggunakan pesawat terbang. Saya pergi ke Samarinda waktu itu hanya seorang diri. Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 2 jam, akhirnya saya tiba di bandara APT Pranoto Samarinda.Â
Saya dijemput oleh kakak saya yang tinggal di Samarinda. Waktu tempuh antara bandara dengan Tepian Sungai Mahakam kurang 50 menit menggunakan sepeda motor. Dalam perjalanan, banyak pemandangan yang cukup menarik perhatian mata. Beberapa di antaranya adalah hutan-hutan yang masih lebat, namun ada pula yang sudah terbakar. Setelah sekitar 15 kilometer, akhirnya saya dan kakak saya mulai masuk ke kawasan Kota Samarinda. Jalanan dari bandara menuju tempat wisata itupun keadaannya beragam. Ada yang mulus, ada pula yang banyak lubang. Mulai masuk kawasan perkotaan, jalanan mulai ramai dan macet. Keadaan tersebut mematahkan mindset saya yang mengatakan bahwa di pulau Kalimantan itu tidak pernah ada kemacetan. Akhirnya, setelah 50 menit, sampailah di Tepian Sungai Mahakam.Â
Tepian Sungai Mahkam merupakan salah satu tempat wisata yang terletak di jantung kota Samarinda. Sesuai dengan namanya pula, tempat wisata ini berada di tepi Sungai Mahakam, salah satu sungai utama di Kalimantan Timur. Kita tidak perlu membeli tiket masuk atau gratis. Cukup dengan membayar parkir kendaraan sebesar Rp 3.000,00 saja. Tempat wisata ini berdekatan dengan pelabuhan utama kapal laut yang mehubungkan kota Samarinda dengan beberapa kota di Indonesia lainnya, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Makassar.Â
Pelabuhan tesebut juga masih satu kawasan dengan Tepian Sungai Mahakam. Di tempat wisata ini, kita bisa melihat berbagai pemandangan, berupa aktivitas pelabuhan, masyarakat yang mencari ikan, gedung-gedung atau bangunan-bangunan besar yang menjadi landmark Kota Samarinda berupa Samarinda Big Mall dan Samarinda Islamic Center. Selain itu, kita juga dapat melihat gedung-gedung berupa kantor-kantor pemerintahan Kota Samarinda karena tempat wisata ini berdekatan dengan pusat pemerintahan. Tentunya jika kita berkunjung di sore hari, kita akan disuguhi pemandangan berupa matahari terbenam. Selain itu, jika kita ingin mengisi perut, di tempat wisata ini banyak sekali pedagang yang menjajakan makanan dan minuman.
Tempat wisata ini menurut saya tarifnya sangatlah terjangkau. Cukup dengan membayar parkir saja, kita bisa menikmati berbagai pemandangan yang indah. Pada waktu itu, keadaan tempat wisatanya sangatlah sepi dan tidak banyak pengunjung. Bagi saya, tempat wisata ini sangatlah unik apabila dikunjungi di sore hari karena kita bisa melihat pemandangan matahari terbenam dari tepi sungai. Walaupun kita melihat dari tepi sungai, namun kita seolah melihat matahari terbenam dari tepi laut, karena sungai Mahakam memang cukup lebar dan tempatnya sangat terbuka. Menurut saya, keadaan tempat wisatanya tidak terlalu buruk.Â
Jalan menuju ke tempat wisatanya sangatlah mulus, namun sedikit padat dan macet lalu lintasnya. Ketika sampai di sana, kesan pertama saya adalah penataan kendaraan di tempat parkir yang rapi serta lapak pedagang yang teratur. Namun ada beberapa hal yang saya  sayangkan, antara lain masih ada sedikit sampah yang berserakan. Selain itu, minimnya tempat cuci tangan atau wastafel.Â
Padahal, di masa pandemi sekarang, fasilitas tersebut sangatlah penting. Pesan yang dapat saya sampaikan untuk pemerintah adalah, sebaiknya beberapa bagian di kawasan wisata Tepian Sungai Mahakam perlu diperbaiki dengan beberapa cara, salah satunya penambahan fasilitas tempat cuci tangan di beberapa titik. Pesan lainnya adalah, untuk para pengunjung atau masyarakat yang ingin berwisata di Tepian Sungai Mahakam, sebaiknya saling menjaga kenyamanan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan. Dengan begitu, Tepian Sungai Mahakam dapat kita nikmati dengan nyaman dan aman.