Mohon tunggu...
Zahra AuliaFItri
Zahra AuliaFItri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi saya adalah menulis, karena dengan menulis kita dapat menuangkan isi hati ataupun isi pikiran yang ada di dalam tubuh kita.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Penyerangan Israel ke Palestina dalam Perspektif IPS

25 Desember 2023   10:50 Diperbarui: 25 Desember 2023   10:50 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konflik antara Israel dan Palestina memiliki sejarah yang panjang dan rumit. Berikut adalah beberapa titik penting dalam kronologi konflik ini:

Awal Abad ke-20:

Pada awal abad ke-20, wilayah Palestina adalah bagian dari Kesultanan Utsmaniyah. Pada saat itu, penduduknya terdiri dari beragam kelompok etnis dan agama, termasuk Arab Muslim, Arab Kristen, dan Yahudi.

Mandat Britania atas Palestina (1917-1948):

Setelah Perang Dunia I, wilayah Palestina jatuh di bawah mandat Britania sesuai dengan Perjanjian Liga Bangsa-Bangsa. Selama masa ini, konflik antara komunitas Arab dan Yahudi semakin memanas.

Pembagian Palestina (1947):

Pada tahun 1947, PBB mengusulkan rencana pembagian Palestina menjadi dua negara terpisah, satu untuk orang Arab dan satu untuk orang Yahudi. Rencana tersebut disetujui oleh PBB, tetapi ditolak oleh banyak negara Arab.

Perang Arab-Israel (1948):

Pada 14 Mei 1948, David Ben-Gurion, pemimpin Yahudi di Palestina, mengumumkan pembentukan negara Israel. Sehari kemudian, negara-negara Arab menyerang Israel dalam perang yang dikenal sebagai Perang Arab-Israel 1948 atau Perang Kemerdekaan Israel. Konflik berakhir pada tahun 1949 dengan perjanjian gencatan senjata.

Perang Enam Hari (1967):

Pada Juni 1967, Israel meluncurkan serangan militer yang sukses dalam Perang Enam Hari, yang mengakibatkan pendudukan Israel atas wilayah Palestina, Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Barat Sungai Jordan, dan Dataran Tinggi Golan.

Intifada Pertama (1987-1993):

Intifada Pertama adalah gelombang protes dan kekerasan di wilayah pendudukan yang dimulai pada tahun 1987 dan berlangsung hingga tahun 1993. Hal ini memicu perundingan Oslo yang akhirnya mengarah pada Pengakuan Resmi Israel oleh PLO.

Perjanjian Oslo (1993):

Pada tahun 1993, Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sepakat untuk mencoba menyelesaikan konflik melalui Perjanjian Oslo. Ini membentuk otoritas Palestina dan mengakui hak otonomi bagi Palestina di beberapa wilayah tertentu.

Perang Gaza (2008-2009, 2012, 2014):

 Israel terlibat dalam serangkaian konflik militer dengan Hamas, yang mengendalikan Jalur Gaza, yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa yang signifikan.


9. Pembangunan Permukiman:

   - Israel terus membangun permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang dihuni Palestina, yang menjadi sumber ketegangan dan konflik berkelanjutan.


10. Konflik Terkini:

    - Konflik berlanjut hingga saat ini, dengan serangkaian ketegangan, konfrontasi, dan serangan yang terjadi antara Israel dan kelompok Palestina seperti Hamas.


Perlu diingat bahwa kronologi ini hanya mencakup beberapa titik penting dalam sejarah panjang konflik Israel-Palestina, dan situasinya sangat kompleks dan terus berkembang. Konflik ini masih merupakan salah satu konflik terpanjang dan paling rumit di dunia.

Dampak konflik antara Israel dan Palestina dapat dilihat dari berbagai perspektif dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS), termasuk ilmu politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Berikut adalah beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan:

Perspektif Politik:

Konflik Israel-Palestina memiliki dampak besar pada geopolitik kawasan Timur Tengah dan hubungan internasional. Persaingan antara negara-negara di kawasan tersebut dan pemain global mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan di seluruh dunia.

Perspektif Ekonomi:

Konflik ini berdampak signifikan pada perekonomian Israel dan wilayah Palestina. Pembatasan perdagangan dan pergerakan orang serta sumber daya ekonomi yang terbatas telah menghambat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan tingkat pengangguran yang tinggi di wilayah tersebut.

Perspektif Sosial dan Kemanusiaan:

 Konflik telah menimbulkan penderitaan manusia yang besar. Terjadinya konflik bersenjata dan perang telah menyebabkan korban jiwa, termasuk warga sipil, termasuk anak-anak. Selain itu, pengungsian massal juga telah terjadi, dan kondisi kehidupan di kawasan konflik sering kali sangat sulit.

Perspektif HAM (Hak Asasi Manusia):

Konflik ini memunculkan berbagai isu terkait dengan hak asasi manusia, seperti penindasan, pengusiran, dan perampasan tanah. Organisasi-organisasi hak asasi manusia telah mengecam pelanggaran HAM yang terjadi selama konflik.

Perspektif Kultural dan Agama:

   - Konflik ini memiliki akar sejarah yang dalam dalam konteks agama dan budaya. Kedua pihak memiliki klaim atas wilayah yang sama dengan dasar sejarah, agama, dan budaya yang berbeda, yang mempengaruhi dinamika konflik.

Perspektif Resolusi Konflik:

IPS juga melibatkan studi tentang upaya-upaya untuk mencari solusi damai dalam konflik. Ada berbagai upaya diplomatik, perjanjian damai, dan inisiatif internasional yang telah diusulkan untuk mencoba mengakhiri konflik ini dan menciptakan perdamaian jangka panjang.

Dalam semua perspektif ini, konflik Israel-Palestina memiliki dampak yang luas dan kompleks, yang mencakup berbagai aspek kehidupan manusia dan kawasan. Pendekatan interdisipliner dalam ilmu pengetahuan sosial dapat membantu kita memahami dinamika konflik ini dengan lebih baik dan mencari solusi yang berkelanjutan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun