Kau bukan penyair sejati, apa yang kau tulis bukanlah kebenaran yang hakiki
Kau bukan penyair sejati, apa yang kau ucap hanya demi tuanmu yang sudah “terkebiri”
Kau bukan penyair sejati, harga diri pun sudah tak kau miliki
Kau bukan penyair sejati, kau bermain kata menebar dusta untuk membuat orang lain mati
Kau penyair abal-abal, kata-katamu ketus setajam pisau pasukan khusus
Kau penyair abal-abal, bermain kata sadis demi memenangkan tuanmu yang ambisius
Kau penyair abal-abal, karena tak berani menulis syair untuksahabat-sahabat kami yang hilang misterius
Kau penyair abal-abal, karea bukan puisi yang kau tulis, tapi tuduhan ngawur yag tendensius
Kau penyair abal-abal, kerjamu hanya untuk menyenangkan tuanmu yang kesepian
Kau penyair abal-abal, butakah hatimu melihat keluarga tuanmu berantakan ?
Kau penyair abal-abal, tulisanmu mengambarkan kegalauan hati karena hasrat tak kesampaian
Hasrat mengangkangi Indonesia demi sang tuan pelarian dari “negeri Jordan”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H