Mohon tunggu...
Kuncoro Adi
Kuncoro Adi Mohon Tunggu... profesional -

Lahir di semarang, tinggal di Jakarta. Penulis, editor buku dan pembicara publik. Tulisan tentang kerohanian, bisa di akses di blog pribadi http://kuncoroadi.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Money

Mentoring Dan The Law of Legacy

17 Juni 2012   03:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:53 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentoring adalah sebuah “kewajiban” bagi seorang pemimpin. Ini bukan kalimat provokatif! John Maxwell dalam salah satu dari 21 huku kepeminpinan yang diajarkannya, mengungkapkan apa yang disebutnya sebagai Hukum Warisan ( The Law of Legacy). Hukum ini mengajarkan bahwa Nilai langgeng seorang pemimpin diukur dari suksesinya.Pemimpin hebat diukur dari apa yang ditinggalkannya setelah ia tiada. Dan salah satu warisan yang paling berharga yang ditinggalkan seorang pemimpin harusnya adalah para suksesor. Nah untuk membentuk para suksesor dibutuhkan proses yang namanya mentoring. Bahkan Donovan Bailey mengatakan, “Every kid needs a mentor. Everybody needs a mentor.”

Sementara itu harus dikatakan bahwa dengan memiliki seorang mentor, tidak berarti menjadikan seseorang menjadi lemah. Orang-orang yang berprestasi hebat umumnya memiliki paling tidak seorang mentor dalam hidupnya. Mentoring mengacu pada perkembangan hubungan pribadi di mana seseorang yang lebih berpengalaman atau lebih banyak pengetahuan membantu orang yang kurang berpengalaman atau kurang berpengetahuan dalam rangka mencapai tujuan pribadi dan keberhasilan pribadi.

Pertanyaanya, apa itu mentoring ? Tidak mudah merumuskan kata ini. Berikut ini 2 contoh definisi mentoring :

1."Mentoring adalah sebuah proses “pengaliran (transmisi) pengetahuan informal, modal sosial, dan dukungan psikososial yang dirasakan oleh penerima (orang yang dimentor) yang relevan untuk kerja, karir, atau perkembangan profesional; mentoring memerlukan komunikasi informal, biasanya dengan tatap muka dan berkelanjutan dalam jangka waktu tertentu, antara orang yang dianggap memiliki pengetahuan yang relevan yang lebih besar, bijaksana, atau berpengalaman (mentor) dan orang yang dianggap masih kurang memiliki hal-hal diatas (orang yang dimentor) ".B Bozeman, B.; Feeney, M. K. (2007). "Toward a useful theory of mentoring: A conceptual analysis and critique"

2."Mentoring adalah sebuah proses untuk mendukung dan mendorong orang untuk mengatur cara belajar mereka sendiri agar mereka dapat memaksimalkan potensi mereka, mengembangkan keterampilan, meningkatkan kinerja mereka dan menjadi orang yang mereka inginkan." (Eric Parsloe, The Oxford School of Coaching & Mentoring.)

Fokus dari mentoring adalah untuk mengembangkan seluruh pribadi dari orang yang dimentor, sangat mirip dengan coaching. Teknik-teknikdalam mentoring sangat beragam dan spesifiktergantung pada si mentor. Dan dalam semua situasi, teknik-teknik tersebut memerlukan kebijaksanaan untuk digunakan dengan tepat.
Ada yang menengarai mentoring telah ada setidaknya sejak zaman Yunani kuno di Eropa dan sejak awal 1970-an di Amerika Serikat.

Pada awalnya proses mentoring terutama digunakan dalam konteks pelatihan dan digambarkan sebagai "sebuah inovasi dalam manajemen Amerika".
Sebuah studi
yang dilakukan pada tahun 1995 (Aubrey, Bob and Cohen, Paul (1995). Working Wisdom: Timeless Skills and Vanguard Strategies for Learning Organizations. Jossey Bass. pp. 23, 44-47, 96-97), tentang teknik-teknik mentoring yang paling umum, menemukan paling tidak 5 teknik utama, yaitu :

1. Accompanying (Mendampingi) : artinya, sang mentor membuat komitmen dengan keperdulian yang tinggi untuk mengembangkan diri orang yang di mentor , yang melibatkan proses belajar side-by-side dengan orang yang di mentor.

2.Sowing (Menabur) : mentor seringkali dihadapkan pada kesulitan mempersiapkan peserta didik (orang yang di mentor), sebelum ia siap untuk berubah. Penaburan diperlukan bila si mentor tahu bahwa apa yang ia katakan tidak dapat dipahami atau bahkan diterima oleh orang yang dimentornya pada awalnya, tetapipada suatu saat apa yang diajarkan oleh si mentor pasti akan sangat bernilai dan menjadi pegangan bagi si menti (orang yang dimentor).

3. Catalyzing (katalisasi) : ketika perubahanharus segera dilakukan untuk sebuah hasil yang besar, proses mentoring bisa melompat. Sang mentor bisa menjadi katalisator yang memepercepat perubahan dalam diri si menti.Hal itu bisa dilakukan dengan cara memprovokasi cara berpikir yang berbeda dalam diri si menti, mendorong perubahan identitas si menti atau meminta si menti menata ulang nilai-nilai hidupnya.

4. Showing(Menunjukkan) : Sang mentor kadang-kadang perlu mendemonstrasikan contoh atau skill yang dimilikinyakepada si menti. Di sini sang mentor berusaha menunjukkan apa yang dibicarakannya atau apa yang diajarkannya. John Maxwell menunjukkan 3 langkah dalam hal ini:

(a) I do, you watch – saya melakukan anda melihat

(b) We do together – kita melakukannya bersama-sama

(c) You do, I watch – anda melakukannya, saya melihat (memonitor)

5. Harvesting (Pemanenan) : di sini mentor berfokus pada "memetik buah yang matang."Yatu sebuah proses refleksi dan pengambilan kesimpulan bersama si menti. Pertanyaan-pertanyaan kunci dalam proses ini adalah: "Apa yang telah Anda (si menti) pelajari ? “ ,Bagaimana hal itu berguna bagi Anda ?"

Mentoring adalah sebuah tool yang sangat beranfaat bagi pengembangan pribadi yang kuat dan alat pemberdayaan orang lain. Ini adalah cara yang efektif untuk membantu orang untuk maju dalam kehidupan dan karir untuk mencapai tujuan dan keberhasilan pribadi. Mentoring adalah kemitraan antara dua orang (mentor dan menti) yang biasanya bekerja di bidang yang sama atau berbagi pengalaman hidup yang sama. Mentporing adalah proses membantu petumbuhan oang lain dengan berdasarkan rasa saling percaya dan saling menghormati.

Kalau proses mentoring berjalan dengan baik, maka seorang pemimpin tidak akan pernah kehabisan para suksesor. Ini berarti sebuah organisasi akan terus berjalan dengan baik, sekalipun sang pendiri atau sang owner sudah tidak ada lagi. Dan dengan demikian mentoring juga berperan dalam membangun sesuatu yang bertahan sampai lama – built to last.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun