Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu yang mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Di Indonesia, inflasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari sisi domestik maupun global.
Sebab-sebab Terjadinya Inflasi di Indonesia
1.Kenaikan Harga Bahan Bakar dan Energi: Harga energi, seperti bahan bakar minyak, sangat berpengaruh pada biaya produksi dan transportasi. Ketika harga BBM naik, biaya produksi barang dan jasa juga naik, yang pada akhirnya memicu inflasi.
2.Kenaikan Harga Pangan: Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk beberapa komoditas pangan. Kenaikan harga pangan global, gangguan distribusi, atau gagal panen di dalam negeri bisa meningkatkan harga barang-barang kebutuhan pokok.
3.Depresiasi Nilai Tukar Rupiah: Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, terutama dolar AS, meningkatkan biaya impor bahan baku dan barang-barang lainnya, yang kemudian mempengaruhi harga barang di pasar domestik.
4.Permintaan yang Meningkat: Saat perekonomian tumbuh dan pendapatan masyarakat meningkat, permintaan terhadap barang dan jasa juga naik. Jika peningkatan permintaan ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi, harga-harga barang cenderung naik.
5.Kebijakan Moneter: Kebijakan bank sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar, seperti penurunan suku bunga, bisa memicu peningkatan konsumsi dan investasi. Jika tidak diimbangi dengan peningkatan produksi, ini bisa menyebabkan inflasi.
Cara Mengatasi dan Bertahan dengan Inflasi
1.Kebijakan Moneter: Bank Indonesia (BI) dapat menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi. Dengan suku bunga yang lebih tinggi, biaya pinjaman meningkat, sehingga konsumsi dan investasi bisa ditekan.
2.Kebijakan Fiskal: Pemerintah dapat mengurangi belanja publik atau menunda proyek-proyek besar untuk mengurangi jumlah uang yang beredar.
3.Subsidi dan Kontrol Harga: Pemberian subsidi pada barang-barang kebutuhan pokok atau pengendalian harga komoditas tertentu dapat mencegah kenaikan harga yang berlebihan.
4.Diversifikasi Sumber Pangan dan Energi: Mengurangi ketergantungan pada impor dengan memperkuat sektor pertanian dan energi di dalam negeri bisa membantu menstabilkan harga.
5.Manajemen Portofolio Pribadi: Untuk bertahan di tengah inflasi, masyarakat bisa berinvestasi pada aset yang nilainya cenderung naik seiring inflasi, seperti emas, properti, atau saham perusahaan yang memiliki fundamental kuat.
Peran Mahasiswa dalam Mengatasi Inflasi
1.Pendidikan dan Penyadaran: Mahasiswa dapat berperan dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak di tengah inflasi.
2.Penelitian dan Pengembangan: Melalui riset dan inovasi, mahasiswa bisa mencari solusi praktis untuk masalah inflasi, misalnya dengan mengembangkan teknologi pertanian yang lebih efisien atau sistem distribusi yang lebih baik.
3.Kewirausahaan: Mahasiswa yang berwirausaha bisa membantu menyediakan barang dan jasa dengan harga yang lebih terjangkau, serta menciptakan lapangan kerja yang bisa menstabilkan ekonomi lokal.
4.Advokasi dan Pengawasan Kebijakan: Mahasiswa bisa terlibat dalam gerakan advokasi yang mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan yang tepat dalam mengendalikan inflasi, serta berperan aktif dalam mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H