Senin (31 Maret 2014), Umat Hindu di Indonesia merayakan Tahun Baru Saka 1936 dengan ritual Nyepi. Karena di Bali, mayoritas penduduknya adalah pemeluk Hindu, maka suasana Hari Nyepi (Silent Day) di daerah ini sangat demikian terasa. Sementara dua hari sebelumnya, Sabtu (29 Maret 2014), dunia telah memperingati Jam Bumi (Earth Hour), dan setelah ini, Selasa (22 April 2014), Â dunia akan memperingati Hari Bumi (Earth Day). Dari ketiga momentum tersebut, adakah persamaan dalam ritual/agenda, motivasi dan tujuannya???.
Berikut ini adalah uraian singkat, intisari dari beberapa referensi dalam Wikipedia dan situs-situs internet yang terkait. Setelah menyimak, kami persilahkan Anda untuk menyimpulkannya sendiri... hehe...
Peringatan Jam Bumi (Earth Hour)
Peringatan Earth Hour merupakan sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir Bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu dan alat elektronik yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam, untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim, serta komitmen gaya hidup hemat energi. Earth Hour diselenggarakan di akhir Bulan Maret, dengan pertimbangan bahwa pada pertengahan sampai dengan akhir Bulan Maret, di beberapa belahan dunia mengalami transisi dari musim semi ke musim gugur sehingga cuaca tersebut paling kondusif bagi semua negara yang ingin berpartisipasi di Earth Hour, karena di beberapa negara tidak perlu menggunakan pendingin atau pemanas ruangan.
Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett Tahun 2006 ini, awalnya bernama "The Big Flick". Atas persetujuan Walikota Sydney Clover Moore, untuk pertama kalinya Earth Hour 2007 diadakan secara resmi, pada Tanggal 31 Maret di Sydney, Australia, Pukul 19.30 waktu setempat. Setelah Sydney, beberapa kota di seluruh dunia, ikut berpartisipasi pada Earth Hour 2008, dan makin menyebar pada  Earth Hour tahun-tahun berikutnya, termasuk di Indonesia. Earth Hour 2014 telah dilaksanakan pada Hari Sabtu, 29 Maret 2014, Pukul 20.30 sampai 21.30 waktu setempat.
Perayaan Nyepi (Silent Day)
Perayaan Nyepi merupakan  budaya yang berkembang di Hindu-Dharma Bali. Intinya adalah tapa brata atau penyepian di satu hari tertentu yang memang selalu jatuh di Tahun Baru Saka, sekaligus untuk merayakannya. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana Agung/macrocosmos (alam semesta). Sebelum Hari Raya Nyepi, terdapat beberapa rangkaian upacara yang dilakukan umat Hindu, khususnya di daerah Bali.
Tiga atau dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan Penyucian dengan melakukan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis. Pada hari ini, segala sarana persembahyangan yang ada di Pura (tempat suci) diarak ke pantai atau danau. Di dalam mistik Hindu, air merupakan bagian kosmik yang penting. Sehari sebelum Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di segala tingkatan masyarakat, mulai dari masing-masing keluarga, banjar, desa, kecamatan, dan seterusnya, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar.
Pada hari puncak perayaan Nyepi suasana sunyi senyap. Selama satu hari penuh, Umat Hindu melaksanakan "Catur Brata" (penyepian), yang terdiri dari amati geni (tidak menghidupkan api/lampu), Â amati karya (tidak berkarya/bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelaungan (tidak bersenang-senang). Intinya, umat Hindu melakukan kontemplasi, evaluasi pada saat Nyepi ini.
Rangkaian terakhir dari perayaan Nyepi adalah Ngembak Geni. Pada hari ini Tahun Baru Saka telah memasuki hari kedua. Umat Hindu melakukan Dharma Shanti dengan keluarga besar dan tetangga, mengucap syukur dan saling maaf memaafkan (ksama) satu sama lain, untuk memulai lembaran tahun baru yang bersih. Inti Dharma Santi adalah filsafat Tattwamasi yang memandang bahwa semua manusia di seluruh penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa hendaknya saling menyayangi satu dengan yang lain, memaafkan segala kesalahan dan kekeliruan. Hidup di dalam kerukunan dan damai.
Peringatan Hari Bumi (Earth Day)
Earth Day merupakan hari peringatan tentang bumi, yang dicanangkan setiap tahun pada Tanggal 22 April, dan diperingati secara internasional. Tentunya bukan sekedar peringatan saja, tetapi lebih bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap bumi dan terutama kepedulian terhadap masalah yang tengah dialami bumi saat ini.  Hari bumi dicanangkan oleh seorang Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson Tahun 1970. Tanggal tersebut bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere atau Bumi Belahan Utara dan musim gugur di Bumi Belahan Selatan. PBB sendiri juga menyatakan dukungan atas gagasan ini. Hingga sampai saat ini, setiap Tanggal 22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia. Kini Hari Bumi diperingati oleh lebih dari 175 negara di dunia, dan dikoordinasi oleh Jaringan Hari Bumi atau Earth-Day Network.
Di Indonesia sendiri Hari Bumi juga turut mengundang berbagai aksi. Berbagai organisasi anak muda hingga Mahasiswa dan pelajar pun menyelenggarakan peringatan Hari Bumi. Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain Gowes atau kegiatan bersepeda, Pengobatan Gratis, Penanaman Pohon, Seminar Lingkungan, Olimpiade Geosains dan Geografi, Kampanye Lingkungan Hidup, serta menggelar Pawai dengan tema kostum Ekologi. Memperingati Hari Bumi, bertujuan menyadarkan betapa berartinya lingkungan bumi kita sehinggan menjadi kewajiban bagi setiap manusia untuk melestarikannya.
Denpasar, 01 April 2014 Pukul 12:45 Wita
Selepas Silent Day Bali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H